Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Kompas.com - 09/05/2024, 10:21 WIB
Syakirun Ni'am,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam membentuk panitia seleksi calom mpinan (capim) dan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal ini disampaikan peneliti ICW Kurnia Ramadhana berkaca dari pansel capim KPK pada 2019 lalu yang menurutnya sarat masalah.

“Mulai dari indikasi konflik kepentingan, mengesampingkan nilai integritas saat proses penjaringan, dan tidak mengakomodir masukan masyarakat,” kata Kurnia dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Kamis (9/5/2024).

Kurnia menuturkan, hasil kinerja pansel pada lima tahun lalu saat ini sudah dirasakan banyak pihak, mulai dari kinerja KPK yang buruk dalam penegakan hukum dan tata kelola kelembagaan.

Baca juga: Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Kurnia lantas menyinggung dua pimpinan KPK yang tersandung masalah etik yakni eks Ketua KPK Firli Bahuri dan Lili Pintauli Siregar. Firli bahkan berstatus sebagai tersangka dugaan korupsi.

“Ini tentu menjadi bukti konkret betapa buruknya proses seleksi pimpinan KPK periode sebelumnya,” ujar Kurnia.

ICW mengingatkan, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan Jokowi dalam membentuk Pansel Pimpinan dan Dewas KPK.

Jokowi harus menunjuk sosok yang memahami situasi pemberantasan korupsi di Indonesia, termasuk mengenai persoalan yang mengguncang KPK beberapa waktu terakhir.

“Sehingga, orientasi kerja Pansel berbasis realita permasalahan sebenarnya,” kata Kurnia.

Selain itu, Jokowi juga mesti memperhatikan betul integritas calon anggota pansel dengan mengecek riwayat hukum dan etika mereka.

Baca juga: Istana Pastikan Pansel Capim KPK Segera Dibentuk

ICW meragukan pimpinan dan Dewas KPK akan bersih jika pansel yang memilih mereka memiliki catatan buruk.

Faktor lainnya adalah anggota pansel yang dipilih harus terbebas dari konflik kepentingan.

Kurnia menyebutkan, Jokowi harus memperhatikan latar belakang para kandidat. Figur calon pansel sebaiknya tidak memiliki relasi dengan institusi negara maupun kelompok politik tertentu.

“Jangan sampai pansel yang terpilih justru memiliki afiliasi khusus dan memanfaatkan proses seleksi sebagai sarana meloloskan kandidat tertentu,” tutur Kurnia.

Pansel capim KPK 2019 lalu dikritik banyak pihak karena dinilai kontroversial mengabaikan banyak masukan masyarakat karena tetap meloloskan calon-calon bermasalah.

Halaman:


Terkini Lainnya

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Satgas Judi "Online" Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Nasional
Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi 'Online'

Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi "Online"

Nasional
Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi 'Online'

Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi "Online"

Nasional
Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Nasional
Muhadjir Usul Sanksi Pelaku Judi 'Online' Sebaiknya Diperberat

Muhadjir Usul Sanksi Pelaku Judi "Online" Sebaiknya Diperberat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com