Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Kompas.com - 04/05/2024, 07:58 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, presiden terpilih Prabowo Subianto bisa membentuk presidential club.

Pasalnya, Prabowo tidak memiliki hambatan psikologis untuk berkomunikasi dengan para presiden sebelumnya.

“Sebagai sebuah lembaga, jika Prabowo selaku presiden terpilih berkehendak, maka presidential club bisa terwujud,” sebut Umam dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).

“Sejauh ini, Prabowo tidak memiliki garis konflik dengan siapapun,” kata dia lagi.

Baca juga: Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Ia mengungkapkan, selama ini Ketua Umum Partai Gerindra itu bisa berkomunikasi dengan Presiden ke 5 RI Megawati Soekarnoputri.

Prabowo, lanjut Umam, juga punya hubungan baik dengan Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Presiden Joko Widodo.

Namun, tantangan pembentukan presidential club bakal terjadi karena hubungan Megawati dengan SBY dan Jokowi yang tak baik-baik saja.

“Adapun Megawati yang memiliki garis konflik lebih banyak. Mulai dari komunikasi yang belum terbuka dengan Presiden SBY dan juga Presiden Jokowi sebagai imbas dinamika politik sebelumnya,” paparnya.

Baca juga: Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Maka, Umam melihat bahwa presidential club bisa berjalan efektif jika para mantan presiden punya kedewasaan.

Menurutnya, konflik politik yang selama ini terjadi harus dikesampingkan untuk kepentingan negara yang lebih besar.

“Persoalan apakah lembaga tersebut bisa bekerja efektif atau tidak akan bergantung pada kedewasaan masing-masing mantan presiden dalam mengelola ego dalam pola relasi konflik politik personal yang sebenarnya tidak produktif,” paparnya.

Ia berharap, para mantan presiden mau menurunkan ego untuk membangun keberlanjutan dan kepemimpinan yang lebih baik.

Baca juga: Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

“Demi kepentingan bangsa, seharusnya para mantan presiden bisa menyingkirkan ego dan kepentingan politik pribadi,” imbuh dia.

Diketahui Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Prabowo ingin mendudukan para mantan presiden dalam satu meja.

Nantinya, forum itu diberi nama presidential club. Tujuannya agar para mantan presiden bisa bertukar pikiran dan memberikan masukan pada presiden-presiden selanjutnya.

Jokowi sendiri menyambut baik usulan itu. Ia bahkan meminta agar pertemuan antar mantan presiden dilakukan dua hari sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com