Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Soekarno Bukan Lagi "Pramuka Agung"...

Kompas.com - 02/04/2024, 03:47 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sentimen negatif terhadap Presiden Soekarno terkait gejolak politik nasional pada 1965 sampai 1967 mempengaruhi berbagai hal.

Gerakan Pramuka saat itu turut merasakan dampak negatif akibat pergulatan politik nasional usai peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Pada saat itu, Presiden Soekarno memegang jabatan sebagai Pramuka Agung.

Akan tetapi, jabatan itu turut menjadi sasaran kritik karena Presiden Soekarno dituduh terlibat dalam Gerakan 30 September.

Baca juga: Kemendikbud: Keikutsertaan Siswa dalam Ekskul Pramuka Bersifat Sukarela

Menurut pemberitaan Harian Kompas pada 16 Februari 1967, Direktur Jenderal Pemuda dan Pramuka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan H Husin Moetahar menyatakan gelar Pramuka Agung sebenarnya tidak ada hubungannya dan tidak penting bagi pendidikan Pramuka.

Menurut Moetahar, Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler dan gelar Pramuka Agung hanya bersifat formal. Dasarnya, kata Moetahar, adalah hukum formal karena presiden adalah pimpinan tertinggi lembaga eksekutif di Republik Indonesia.

Moetahar menambahkan, munculnya gelar itu dinilai akibat dampak pengaruh tren, atau yang dia sebut sebagai "mode", pada saat itu karena maraknya pemberian gelar "Agung".

Di sisi lain, Moetahar menganggap pemberian gelar "Pramuka Agung" kepada Presiden Soekarno juga sebagai upaya menghentikan cemoohan kelompok Komunis yang berharap gerakan Pramuka menjadi ujung tombak kaderisasi muda-mudi.

Baca juga: P2G Dukung Kemendikbud Tidak Wajibkan Siswa Ikut Ekskul Pramuka


Setelah itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) mencabut mandat Presiden Seumur Hidup dari Soekarno pada 7 Maret 1967.

Setelah Soekarno tak lagi menjadi Presiden, gelar "Pramuka Agung" yang disematkan kepadanya juga dicabut.

Keputusan itu diambil oleh Pejabat Sementara Presiden Jenderal Soeharto yang menjabat Pimpinan Tertinggi Perkumpulan Gerakan Pendidikan Kepanduan Pramuka.

Yang mengumumkan pencabutan gelar "Pramuka Agung" dari Soekarno adalah Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Sultan Hamengkubuwono IX.

Baca juga: Aturan Baru Kemendikbud Ristek Dinilai Kembalikan Pramuka pada Posisi Semula

Menurut pemberitaan Harian Kompas pada 20 Maret 1967, keputusan pencabutan gelar itu dari Soekarno berdasarkan Ketetapan MPRS nomor 33 pada 12 Maret 1967 yang menyatakan kekuasaan diserahkan kepada Soeharto sejak 22 Februari.

"Pada hari yang sama, Sultan Hamengkubuwono IX telah mengumumkan pernyataan penghapusan gelar kehormatan Pramuka Agung dari Dr. Ir. Soekarno yang berdasarkan ketetapan MPRS nomor 33 tidak lagi memegang kekuasaan pemerintahan negara," demikian dikutip dari Harian Kompas.

Akan tetapi, Gerakan Pramuka menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Soekarno karena telah membantu dan membina Pramuka selama memegang jabatan Pramuka Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Nasional
Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasional
PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

Nasional
Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Nasional
Polri Pastikan Beri Pengamanan Aksi 'May Day' 1 Mei Besok

Polri Pastikan Beri Pengamanan Aksi "May Day" 1 Mei Besok

Nasional
Menko PMK Ungkap Pembangunan Lumbung Pangan di Papua Tengah Bakal Selesai Tahun Ini

Menko PMK Ungkap Pembangunan Lumbung Pangan di Papua Tengah Bakal Selesai Tahun Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com