KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dokter Hasto menjelaskan bahwa intervensi terhadap Percepatan Penurunan Stunting (PPS) dapat disederhanakan menjadi tiga pendekatan utama.
Tiga pendekatan tersebut adalah makanan, ukuran ideal badan, dan kahanan atau keadaan, seperti lingkungan, sanitasi, jamban, hingga rumah.
"Ada yang sudah dikasih jamban tapi masih ada yang rutin buang air besar (BAB) di sungai yang bisa menyebabkan diare. Kemudian ada yang menderita tuberkulosis (TBC), karena rumahnya kumuh, jendelanya tidak ada, tidak ada sirkulasi udara,” ujar Dokter Hasto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (26/3/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Dokter Hasto saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Semarang, Jawa Tengah (Jateng), dalam rangka memberikan arahan pada Kegiatan Temu Kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) di Sasana Widya Praja, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jateng, Semarang, Senin (25/3/2024).
Baca juga: Olivia Allan Tak Mau Perutnya Dilihat Selama Hamil, Denny Sumargo: Aneh Banget
Dalam pertemuan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa batas hamil adalah 35 tahun dan usia ideal untuk menikah adalah 25 tahun untuk laki-laki dan 21 tahun untuk perempuan.
"Mengapa usia 35 tahun maksimal untuk hamil? Karena pada dasarnya manusia dari lemah dikuatkan, dari kuat dilemahkan. Puncaknya ada di umur 32 tahun. Sejak umur 32 tahun kita sudah mulai menua. Sejak usia 32 tahun sudah mulai keropos tulang-tulangnya," ucap Dokter Hasto.
Dalam konteks makanan, ia menekankan pentingnya asupan protein hewani dalam program PPS bagi ibu hamil dan bayi di bawah lima tahun (balita).
Sebagai contoh, ia merekomendasikan konsumsi lele karena mengandung lemak yang kaya akan DHA Omega 3, yang dikenal dapat meningkatkan kecerdasan otak.
Baca juga: Manfaat Minum Susu buat Anak-anak, Kecerdasan Otak dan 6 Lainnya
"(Makanan) yang membuat otak cerdas adalah (mengandung) DHA Omega 3," ujar Dokter Hasto.
Ia juga menyarankan bahwa jika seorang ibu hamil mengalami kekurangan darah, mereka harus mengonsumsi tablet tambah darah (TTD).
Namun, Dokter Hasto menegaskan bahwa sebaiknya tidak mengonsumsi TTD dengan air teh, karena teh dapat mengurangi penyerapan tablet tambah darah tersebut.
"Apabila ibu hamil kekurangan darah atau anemia maka plasentanya (akan terjadi) penipisan dan anak kekurangan gizi. Sehingga ukuran tubuh bayi menjadi kecil dan berpotensi terkena kekerdilan atau stunting," tuturnya.
Baca juga: Perlu Integrasi Penanganan TBC dan Stunting pada Anak
Sebelumnya, Dokter Hasto mengucapkan terima kasih kepada semua kader yang telah gigih berjuang dan selalu semangat dalam mencapai keberhasilan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta PPS.
"Kehadiran semua bapak dan ibu hari ini adalah bukti nyata bahwa kita menghargai betapa pentingnya peran kalian dalam mencapai keberhasilan program ini. Meskipun tidak mendapat gaji, semangat kalian luar biasa," ucapnya.
Dokter Hasto menyebut bahwa kerja keras para kader kalian telah menghasilkan dampak positif yang signifikan.