Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Pemilu 2024 dari Komnas HAM, Netralitas Aparat Negara Banyak Dipertanyakan

Kompas.com - 22/03/2024, 16:11 WIB
Singgih Wiryono,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memberikan tanggapan atas penetapan hasil pemilihan umum (pemilu) 2024.

Komisioner Komnas HAM Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan, ada lima hal yang disampaikan, salah satunya adalah catatan yang harus dievaluasi seperti netralitas aparat negara.

"Komnas HAM memiliki beberapa catatan atas hasil pemantauan pemilu 2024 sebagai bahan evaluasi ke depan, antara lain lemahnya komitmen pemenuhan hak kelompok rentan," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/3/2024).

Baca juga: Sejumlah Kesalahan Suara Tak Terkoreksi, KPU Yakin Hitungan Pemilu 2024 Akuntabel

"Kematian petugas pemilu yang masih cukup tinggi, netralitas aparatur negara yang banyak dipertanyakan, serta merebaknya konflik kekerasan pasca pemilu di beberapa wilayah," sambung Pramono.

Komnas HAM juga mengimbau agar para peserta pemilu, dari partai politik maupun kandidat pemilihan presiden yang merasa dirugikan bisa menggunakan cara konstitusional untuk melakukan aksis protes.

"Komnas HAM (juga) mengimbau pihak-pihak yang menyuarakan kemunduran demokrasi atau kecurangan pemilu agar sikap tersebut diekspresikan dengan cara damai dan sejalan dengan prinsip HAM," tutur Pramono.

Pramono juga turut mengimbau agar aparat keamanan menghormati pihak yang menyuarakan kemunduran demokrasi.

Baca juga: Anies Mengaku Sudah Kumpulkan Bukti Kecurangan Pilpres untuk Dibawa ke MK

Karena sikap itu adalah hak kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Aparat keamanan harus menyikapi secara proporsional dan menghindari pendekatan kekerasan, termasuk kriminalisasi dan intimidasi.

Terakhir, Komnas HAM mengimbau agar capres-cawapres terpilih nantinya bisa menyusun program sesuai dengan prinsip HAM.

"Termasuk proyek strategis nasional, dengan demikian proses pembangunan baik bidang politik, hukum, keamanan maupun bidang politik, sosial dan budaya tidak membawa dampak pelanggaran HAM bagi warga negara, khususnya kelompok rentan," tandasnya.

Sebagai informasi, KPU telah menetapkan hasil perhitungan suara pemilihan presiden dan pemilihan legislatif 2024.


Baca juga: Tak Lolos Parliamentary Threshold, PBB: Mungkin Belum Jodoh di Pemilu 2024

Hasilnya paslon capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi pemenang dengan perolehan suara 96,2 juta suara.

Diikuti paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 40,9 juta suara dan urutan paling bawah paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD 27,04 suara.

Sedangkan pileg menetapkan 8 partai politik lolos ambang batas parlemen yaitu PDI-P, Golkar, Gerindra, PKB, Nasdem, PKS, Demokrat dan PAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com