Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Perbedaan Pilihan Pemilu Hanya Sementara, Kemenkominfo Minta Masyarakat Perkuat Persatuan

Kompas.com - 21/03/2024, 13:12 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 14 Februari lalu, Indonesia telah menyelenggakan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif di tingkat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi dan kabupaten/kota.

Sebagaimana penyelenggaraan pemilu tahun-tahun sebelumnya, pemilu tahun ini pun menimbulkan sejumlah dinamika di tengah masyarakat.

Perdebatan pun tidak terelakkan. Masyarakat saling bersikukuh siapa sosok yang merupakan pilihan terbaik untuk memimpin bangsa ini ke depannya.

Terlepas dari berbagai pro-kontra tentang penyelenggaraan pemilu, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia masih terus berjuang untuk memperbaiki kualitas demokrasinya.

Baca juga: Perbedaan Pilihan Pemilu Hanya Sementara, Kemenkominfo Minta Masyarakat Perkuat Persatuan

Hal ini bertujuan demi menciptakan kepercayaan dan optimisme masyarakat terhadap para pemimpin yang nantinya terpilih. 

Untuk itu, dalam rangka menjaga persatuan dan persaudaraan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus melakukan sosialisasi pasca-Pemilu Damai 2024 dalam balutan Forum Literasi Demokrasi dengan tema “Perbedaan Pilihan Sementara, Persaudaraan Selamanya” di Kota Bengkulu, Rabu (20/3/2024).

Dalam sambutan tertulisnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Informasi dan Komunikasi Publik, Kemenkominfo Marroli J Indarto menyebutkan, meskipun berbeda pandangan politik, masyarakat harus kembali bersatu dan bersama untuk membangun bangsa.

“Selalu ingat, perbedaan pilihan hanya sementara, sedangkan persaudaraan adalah untuk selamanya, Jadi, sudah waktunya bersama-sama kembali untuk membangun negeri ini dan tetap menjaga dan menghargai pendapat ataupun pilihan orang lain," ungkap Marroli melalui siaran persnya, Rabu (21/3/2024).

Baca juga: Kemenkominfo Take Down 1.971 Berita Hoaks Terkait Pemilu 2024

Menurutnya, menghargai perbedaan pilihan adalah cerminan dari nilai-nilai dasar demokrasi. Setiap individu memiliki hak untuk menyatakan pendapat dan memberikan suara sesuai dengan keyakinan dan kepentingannya.

"Meskipun pilihan masing-masing individu berbeda, sikap saling menghormati merupakan bentuk pengakuan atas hak ini. Dengan saling menghargai, kita menghormati proses demokrasi itu sendiri dan memberikan ruang bagi keberagaman pendapat yang ada," jelasnya.

Adapun penyelenggaraan forum diskusi kali ini menampilkan dua narasumber, yakni Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bengkulu Yulkamra dan influencer dakwah atau tokoh muda, Risyad Baya’sud. 

Menurut Yulkamra, sudah sepatutnya setelah masyarakat Indonesia memiliki perbedaan – perbedaan politik saat pemilu.

Baca juga: Kemenkominfo Buka Beasiswa S2 Luar Negeri, Simak Syaratnya

"Saat ini masyarakat harus bahu-membahu membangun bangsa dengan tetap menjaga persaudaraan. Tidak dipungkiri, suasana Pemilu dapat mengakibatkan gesekan antarpendukung pasangan calon," tuturnya.

Dalam kondisi ini, sebut dia, masyarakat harus mengedepankan sikap saling menghormati agar konflik yang lebih besar bisa dihindari.

"Kesadaran akan pentingnya keberagaman pandangan pada dasarnya akan membantu masyarakat untuk fokus pada persamaan tujuan bersama, yakni memilih pemimpin terbaik untuk bangsa dan negara," sebut dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com