Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua KPK Cerita Tetangganya Terima 6 Amplop Saat Pemilu 2024

Kompas.com - 20/03/2024, 21:50 WIB
Syakirun Ni'am,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberamtasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengungkapkan tetangganya mendapatkan empat sampai enam amplop ketika momentum pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Hal itu Alex ungkapkan ketika menjelaskan mengenai praktik money politic di masa pemilu yang menurutnya mengonfirmasi kajian KPK bahwa orang memilih calon pemimpin karena uang.

Saat itu, Alex tengah menyampaikan pemaparan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional dan Peluncuran Monitoring Center for Prevention (MCP) di Gedung Juang KPK, Jakarta.

"Saya dengar dari orang yang bekerja di rumah saya dan tetangga-tetangga. Cerita kemarin dapat amplop sampai lima, ada yang bilang empat, apa enam," kata Alex, Rabu (20/3/2024).

"Dijumlahkan secara total Rp 1 juta lebih Bapak, Ibu sekalian, untuk satu orang," ujarnya lagi.

Baca juga: Kontras Ingatkan Aparat Tak Represif Amankan Aksi Demonstrasi Hasil Pemilu

Mantan Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) itu kemudian bertanya kepada tetangganya, siapa calon presiden yang dipilih.

Menurut Alex, tetangganya menjawab bahwa mereka memilih siapa saja yang memberikan uang, termasuk jika ketiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres). Padahal, hal itu membuat surat suara tidak sah.

"Terus kamu milih siapa?" tanya Alex menceritakan percakapannya.

"Pokoknya yang ngasih duit saya pilih, Pak Alex, kalau tiga tiganya kasih saya coblos semua," lanjut Alex menirukan jawaban tetangganya.

Alex lantas berkelakar bahwa tetangganya pintar karena dia tidak membohongi pihak tim sukses yang memberikan uang.

Baca juga: Ganjar Mengaku Siap Hadapi Hasil Pemilu 2024

Alex mengatakan, salah satu persoalan yang menjadi sorotan pada masa Pemilu selain politik uang adalah tindakan membanjiri masyarakat dengan bantuan sosial (bansos).

Pihaknya telah menduga tindakan tersebut dan berkaca pada hasil riset bahwa masyarakat cenderung memilih pemimpin yang memberikan sesuatu.

"Menjelang Pilpres kan banjir bansos dan masyarakat senang sekali dan kita sudah menduga hal itu pasti terjadi," kata Alex.

Baca juga: MK Tolak Permohonan 13 Kepala Daerah agar Pilkada Diundur Jadi 2025

Oleh karena itu, pada 2024 ini salah satu program MCP fokus memantau pelaksaan anggaran hibah, bansos, dan pokok pikiran (Pokir).

Dia meminta para Sekretaris Daerah (Sekda) hingga Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengecek perbedaan anggaran bansos 2024 dan tahun sebelumnya.

Alex pun berharap Kementerian Dalam Negeri atau pemerintah daerah menerbitkan aturan yang melarang penyaluran bansos jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada November 2024 mendatang.

"Coba upayakan bapak ibu sekalian, Pak Sekjen, Pak Inspektur. Jangan ada penyaluran bansos sebelum Pilkada," ujar Alex.

Baca juga: Wakil Ketua KPK Minta Pemda Tak Gelontorkan Bansos Jelang Pilkada 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com