JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono mengatakan pihaknya belum melakukan komunikasi dengan kubu calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto untuk bergabung dengan Koalisi Prabowo-Gibran.
Ia menekankan, PPP juga belum mendapatkan tawaran apapun terkait kabinet mendatang.
“Kalau tawaran enggak adalah ini kan bukan dagang kerupuk ditawar-tawarin. Enggak lah kalau tawar-tawaran,” sebut Mardiono dihubungi Kompas.com, Jumat (15/3/2024).
Baca juga: PPP Belum Tentukan Sikap soal Hak Angket, Mardiono: Wasit Belum Bunyikan Peluit Panjang
Meski begitu, ia menyebutkan bahwa saat ini hubungan antara PPP dan Partai Gerindra masih terjalin dengan baik.
Hal itu tak lepas dari posisi politik keduanya yang masih sama-sama berada di koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Tapi kita ini kan Gerindra, PPP, PDI-P semua kan koalisi pemerintah. Kabinetnya juga masih kumpul dalam rapat kabinet. Fraksinya juga masih kumpul ada di DPR. Ya tentu enggak pernah terputus komunikasi,” ucap dia.
Ia juga menyinggung kedekatannya dengan Prabowo yang sudah terjalin puluhan tahun sejak mantan Danjen Kopassus itu berpangkat kolonel.
Baca juga: Soal Hak Angket, Achmad Baidowi: PPP Tak Tergantung Fraksi Lain
Mardiono tak menampik punya kedekatan dengan Prabowo, meskipun komunikasi yang dibangun saat menurutnya belum sampai pada tawaran PPP untuk bergabung dengan Prabowo dan pemerintahan ke depan.
“Saya kenal Pak Prabowo lama, dalam konteks kenal secara personal pribadi, ya kita tokoh-tokoh bangsa ini, apalagi yang senior-senior itu ya, kita ini pasti dulu ada interaksi, apa sajalah,” tutur dia.
“Enggak ada (tawaran). Komunikasi umum sajalah. Biasalah,” imbuh Mardiono.
Diketahui kubu Prabowo-Gibran mengakui tengah membangun komunikasi dengan parpol di luar koalisinya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca juga: Waketum PPP Ingatkan Sandiaga Fokus Kawal Suara ketimbang Bicarakan Langkah Politik Partai
Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo menyebutkan komunikasi baru dilakukan pada layer kedua, artinya di bawah para ketua umum parpol.
Hal serupa juga diungkapkan, Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron. Ia mengatakan upaya membentuk koalisi besar dalam pemerintahan mendatang memang dilakukan.
Namun, Herman mengklaim, Partai Demokrat tidak dilibatkan atau mendapatkan misi untuk membangun komunikasi tersebut.
Seperti diketahui, menurut hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan Prabowo-Gibran unggul jumlah suara dan diprediksi memenangkan Pilpres dalam satu putaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.