DILI, KOMPAS.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Republik Indonesia (RI), Silmy Karim menemui Dirjen Imigrasi Republik Demokratik Timor Leste, Adelaide da Rosa di Wisma Duta RI Dili, Sabtu (9/3/2024).
Dalam pertemuan yang difasilitas Duta Besar RI untuk Timor Leste Y.M. Okto Doronus Manik itu, baik Silmy dan Adel sama-sama menyampaikan persoalan keimigrasian kedua negara.
Di antaranya menyangkut Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Timor Leste yang kawin campur sehingga menimbulkan persoalan dalam administrasi terkait status kewarganegaraan.
Persoalan keimigrasian di Timor Leste cukup khas mengingat negara tersebut pernah menjadi satu bagian dari Indonesia.
"Bagaimana masalah kewarganegaraan yang mungkin dulu mereka kan masih sama-sama WNI yang tidak sempat mendaftar ataupun juga hasil dari anak perkawinan campur?" tanya Silmy dalam pertemuan pagi tersebut.
Baca juga: Kepala Imigrasi Atambua Minta 2 Mobil dan 36 Motor, Silmy Karim: Kurang Itu
Adel lantas menjelaskan bahwa beberapa anak perkawinan campur tidak terdaftar dengan baik. Namun, pihaknya akan memberikan visa jika mereka mengurus akta kelahiran.
"Visa ya bukan warga kenegaraan (kewarganegaraan)?" tanya Silmy.
"Bukan," jawab Adel.
"Sementara itu, kita kerja sama untuk mencari WNI supaya bisa diarahkan," katanya lagi.
Silmy mengatakan, masalah keimigrasian WNI di sejumlah negara memiliki karakteriatik berbeda-beda.
Di Malaysia dan Timur Tengah misalnya, persoalan keimigrasian menyangkut urusan ketenagakerjaan. Sementara itu, di Belanda juga berbeda.
"Ada hubungan orang Maluku yang dalam sejarah merupakan sisa peninggalan zaman dulu," ujar Silmy.
Baca juga: Dirjen Imigrasi Sebut Pengawasan WNA di NTT-Perbatasan Timor Leste Sangat Kondusif
Adapun di Timor Leste, menurut Silmy, masalah keimigrasian yang muncul juga tidak terlepas dari faktor sejarah.
Banyak dari WNI dan warga Timor Leste merupakan satu keluarga yang terpisah oleh batas negara sehingga kerap melintasi perbatasan.
"Nah ini yang kita mesti sama-sama tidak lanjuti supaya baik warga negara Indonesia atau Timor Leste bisa dapat pelayanan yang baik," ujar Silmy.