Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dinilai Tak Etis Bahas Makan Siang Gratis di RAPBN 2025, padahal Prabowo-Gibran Belum Terpilih

Kompas.com - 27/02/2024, 20:40 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak etis karena membahas program makan siang gratis milik Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di RAPBN 2025.

Sebab, Prabowo-Gibran sendiri belum terpilih secara resmi sebagai Presiden-Wapres 2029 saat ini.

"Pemerintahan Joko Widodo yang memasukkan makan siang gratis untuk dibahas di RAPBN 2025 sangat tidak etis dan tidak proporsional," ujar Jamiluddin saat dimintai konfirmasi, Selasa (27/2/2024).

"Ada dua penyebabnya. Pertama, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming belum resmi terpilih. Saat ini saja masih proses penghitungan suara, sehingga belum ada yang resmi diputus sebagai pemenang," sambungnya.

Baca juga: Makan Siang Gratis Dibahas meski Prabowo Belum Terpilih, TKN: Banyak yang Sudah Tagih Janji

Menurut Jamiluddin, langkah Jokowi membahas program kandidat Prabowo-Gibran ke RAPBN yang secara formal saja belum ditetapkan sebagai pemenang, sangat tidak patut.

Hal itu, kata dia, tentu sulit dipertanggungjawabkan, baik secara hukum maupun politis.

Lalu, penyebab kedua menurut Jamiluddin, pemerintahan Jokowi seharusnya tak ikut cawe-cawe terkait program Prabowo-Gibran.

"Sebab, program makan siang gratis bukan program pemerintahan Jokowi," ucap Jamiluddin.

Baca juga: Makan Siang Gratis Dianggarkan Rp 15.000 per Orang, Mungkinkah Bisa Mendapatkan Menu Bergizi?

Untuk itu, Jamiluddin berpandangan sangat tidak logis pemerintahan Jokowi memasukkan program makan siang gratis ke RAPBN 2025.

Seharusnya, yang mengajukan hal itu pemerintahan Prabowo bila nantinya secara formal sudah terpilih.

Dia menegaskan, pemerintahan Jokowi yang mengajukan program makan siang pada RAPBN 2025 sangat tidak proporsional.

Jamiluddin mengatakan DPR seharusnya berani menolaknya saat RAPBN itu nantinya dibahas di DPR.

"Melalui fungsi anggaran, DPR RI punya hak untuk menerima atau menolak alokasi anggaran tertentu. Termasuk tentunya anggaran yang dinilai tidak proporsional tersebut," imbuhnya.

Baca juga: Makan Siang Gratis Masuk RAPBN 2025, Defisit Anggaran Berpotensi Melebar

Pemerintah mulai membahas dan memasukkan program-program baru dari presiden terpilih dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2025.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, salah satu program ikonik yang mulai diperhitungkan adalah makan siang gratis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com