Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Indikator Politik: Prabowo-Gibran Unggul Jauh di Pilpres 2024 karena Suara dari Pemilih Muda, Jawa, dan NU

Kompas.com - 22/02/2024, 11:22 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebutkan beberapa faktor keunggulan telak pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Menurutnya, keunggulan tersebut didapat dari tingginya partisipasi pemilih, termasuk dari kalangan anak muda, etnis Jawa, dan Nahdlatul Ulama (NU).

"Ternyata dari generasi Z atau (gen Z) yang menggunakan hak pilihnya di sampel kami 23 persen. (Sedangkan) proporsi nasionalnya 22 persen. Artinya, tidak benar asumsi yang mengatakan generasi muda cenderung golongan putih (golput). Jadi semakin muda pemilih, semakin (banyak) memilih Pak Prabowo,” kata Burhanuddin dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (22/2/2024).

Ia mengungkapkan bahwa gen Z dan generasi milenial memiliki tingkat partisipasi dalam pemilihan yang lebih tinggi daripada proporsi nasionalnya.

Baca juga: Pidato Politik, AHY Sebut Pengangguran Indonesia Didominasi Generasi Z dan Milenial

Artinya, pada tanggal 14 Februari, jumlah generasi Z dan milenial yang menggunakan hak pilihnya melebihi rata-rata jumlah pemilih dari segmen lain di masyarakat.

Selain itu, Burhanuddin juga menyoroti tingginya persentase pemilih dari etnis Jawa, yang mencapai 43,2 persen dari total pemilih yang hadir di tempat pemungutan suara (TPS).

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa etnis Jawa sekitar 43 persen dari populasi nasional.

"Jadi orang Jawa cenderung menggunakan hak pilihnya termasuk etnis Sunda dan yang lainnya. Di sini intinya kira-kira, etnis Jawa yang notabenenya adalah pro Prabowo-Gibran berdasarkan survei sebelum pemilihan umum (pemilu) cenderung menggunakan hak pilihnya untuk mencoblos (paslon tersebut)," kata Burhanuddin dalam rilis virtual mengenai hasil exit poll Pilpres 2024, Rabu, (21/2/2024).

Baca juga: Pilpres 2024 Diapresiasi Investor, Luhut Optimistis Investasi RI Tembus Rp 1.650 Triliun

Hal serupa juga terjadi pada basis pemilih NU, di mana persentase pemilih yang hadir di TPS mencapai 59,0 persen.

Menurut Burhanuddin, basis pemilih NU biasanya hanya 50-51 persen tetapi kali ini meningkat.

"Hal ini menjelaskan mengapa Prabowo-Gibran unggul telak," ucapnya. 

Lebih lanjut, Burhanuddin mengatakan bahwa dari hasil survei sebelumnya, Prabowo-Gibran mendapatkan dukungan besar dari kalangan NU.

Baca juga: Bertarung Meraup Suara NU di Pulau Madura

Ketika kalangan NU datang ke TPS dalam jumlah besar dari proporsi aslinya, hal ini menjelaskan mengapa elektabilitas Prabowo-Gibran lebih besar.

Untuk diketahui, survei exit poll dilakukan pada 3.000 TPS yang tersebar di setiap daerah pemilihan, dengan menggunakan metode stratified two-stage random sampling.

Jumlah responden yang diwawancara sebanyak 2.975, dengan tingkat toleransi kesalahan atau margin of error sebesar kurang lebih 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Exit poll merupakan metode untuk mengetahui opini publik yang dilakukan sesaat setelah seseorang keluar dari bilik suara di TPS.

Baca juga: Buntut Pembakaran 68 Kotak Suara, 34 TPS di Bima Bakal Pemungutan Suara Ulang

Salah satu informasi yang digali dalam exit poll adalah alasan memilih, sehingga distribusi suara pemilih dapat diketahui lebih dalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com