Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Unggul di "Quick Count", Pengamat: Basis Pendukung Ganjar Bermigrasi

Kompas.com - 15/02/2024, 15:44 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, basis pendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, ramai-ramai bermigrasi ke pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Ini terbukti dari tingginya perolehan suara Prabowo-Gibran menurut hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga, jauh mengungguli suara Ganjar-Mahfud.

“Jauhnya perbedaan suara yang memenangkan kubu nomor urut 2 ini dipicu oleh hancurnya soliditas basis pemilih loyal paslon nomor urut 3 yang betul-betul tergerus dan bermigrasi ke kubu 2,” kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (15/2/2024).

Jika dihitung dari perolehan suara Pemilu Legislatif 2019, partai pengusung Ganjar-Mahfud, PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), memiliki bekal suara hampir 24 persen.

Angka itu dihitung dari perolehan suara PDI-P sebesar 19,33 persen dan PPP sebanyak 4,52 persen pada Pemilu 2019. 

Baca juga: Kemenangan Prabowo-Gibran: Efek Jokowi Versus Perubahan?

Sementara, menurut hasil quick count, perolehan suara Ganjar-Mahfud berada di kisaran 16 persen. Artinya, ada sekitar 8 persen suara basis pendukung PDI-P dan PPP yang tak memilih pasangan nomor urut 3 tersebut.

“Artinya, terjadi split ticket voting yang cukup fatal di kubu 03. Bahkan split ticket voting itu terjadi di basis-basis kendang utama banteng, seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan lainnya,” ujar Umam.

Merujuk hasil quick count, kata Umam, dapat dipastikan bahwa Pilpres 2024 hanya berjalan satu putaran.

Menghadapi situasi ini, kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar maupun Ganjar-Mahfud hanya punya dua pilihan, yaitu menerima dengan legawa, atau melakukan perlawanan.

Jika kedua kubu melawan, maka, baik Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud harus mampu membuktikan dugaan pelanggaran pemilu yang terstruktur, sistematis dan massif (TSM).

Artinya, kedua pihak harus dapat menghadirkan data, informasi dan bukti-bukti TSM di 50 persen wilayah provinsi di Indonesia, dan membuktikan pelanggaran itu masuk dalam skala masif serta sistematis.

“Jelas tidak mudah untuk bisa menghadirkan basis bukti sebesar dan sevalid itu,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Sebagaimana diketahui, Prabowo-Gibran unggul dalam quick count sejumlah lembaga. Menurut quick count Litbang Kompas, misalnya, pasangan capres-cawapres nomor urut 2 itu mencapai 58,51 persen per Kamis (15/2/2024) pukul 15.20 WIB.

Sementara, Anies-Muhaimin mendulang 25,29 persen suara, sedangkan Ganjar-Mahfud mendapat 16,19 persen suara.

Baca juga: Quick Count Litbang Kompas, Prabowo-Gibran Unggul di Hampir Seluruh Provinsi

Adapun quick count Litbang Kompas ini menggunakan metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen. Quick count ini dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas.

Hasil quick count bukanlah hasil resmi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari tingkat terendah sampai tertinggi, yakni tempat pemungutan suara (TPS), lalu kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.

Menurut Komisioner KPU RI Hasyim Asy’ari, penetapan hasil rekapitulasi suara dilakukn paling lambat 35 hari setelah pemungutan suara.

Oleh karena pemungutan suara digelar secara serentak pada 14 Februari 2024, penetapan rekapitulasi suara nasional dilakukan paling lambat pada 20 Maret 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 27 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Nasional
Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Nasional
Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Nasional
Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Nasional
Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Nasional
Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Nasional
Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Nasional
Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Nasional
Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Nasional
Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com