Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indikator: Masyarakat Secara Umum Merasa Demokrasi Baik-baik Saja

Kompas.com - 09/02/2024, 16:49 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei yang dilaksanakan Indikator Politik Indonesia pada 28 Januari-4 Februari 2024 menunjukkan bahwa mayoritas publik menganggap praktik demokrasi di Indonesia baik-baik saja.

Sebagai informasi, kritik para akademisi terus bergulir hingga saat ini, usai sejumlah akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) membacakan petisinya pada 31 Januari lalu.

"Ini democratic satisfaction, berkaitan dengan bagaimana persepsi publik terhadap mekanisme demokrasi bekerja. Jadi overall ada 70,7 persen yang mengatakan kinerja demokrasi sangat baik atau baik," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Jumat (9/2/2024).

Baca juga: Survei Indikator: Tren Elektabilitas PDI-P Masih Turun, Gerindra Naik

Menurut hasil survei, ada 3,7 persen responden menganggap praktik demokrasi sangat baik dan 67 persen menilai baik, sedangkan ada 23,5 persen menjawab sedang.

Sementara itu, 3 persen responden mengatakan kondisi demokrasi buruk, 2,9 persen sangat buruk, serta 3,2 persen responden menayatakan tidak tahu atau tidak jawab.

Menurut Burhanuddin, hasil survei di atas menarik karena kelompok masyarakat sipil dan kalangan intelektual menganggap ada masalah dalam penerapan demokrasi di Indonesia saat ini.

Namun pada saat yang sama, masyarakat umum justru merasa bahwa kondisi demokrasi di Indonesia baik.

"Ternyata concern itu tidak terlalu dirasakan oleh masyarakat secara umum, masyarakat secara umum merasa demokrasi baik-baik saja," kata Burhanuddin.

Burhanuddin mengatakan, temuan itu tidak mengagetkan karena masyarakat Indonesia kerap melihat kinerja demokrasi dari aspek ekonomi.

Artinya, publik memberi persepsi positif terhadap demokrasi ketika ekonomi mereka membaik.

Sementara, kalangan intelektual dan masyarakat sipil lebih menyoroti aspek kebebasan sipil dalam menilai situasi demokrasi.

Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas PDI-P dan Gerindra Teratas

"Concern seperti itu tidak terlalu banyak dirasakan oleh masyarakat bawah, masyarakat bawah tenyata lebih melihat aspek ekonominya ketimbang demokrasi. Jadi, buat mereka secara umum inflasi lebih penting ketimbang demokrasi dalam artian kebebasan sipil," kata Burhanuddin.

Diketahui, sedikitnya perwakilan sivitas akademika dari sembilan kampus di Indonesia ramai-ramai mengkritisi demokrasi era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sejak Rabu (31/1/2024) hingga Sabtu (3/2/24).

Sikap pernyataan ini dimulai dari sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 31 Januari 2024, disusul Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Indonesia (UI), dan diikuti beberapa kampus lainnya.

Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI)  Harkristuti Harkrisnowo (kedua kanan depan) serta sejumlah jajaran Sivitas Akademika UI saat menyampaikan deklarasi kebangsaan kampus perjuangan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2024). Deklarasi tersebut sebagai bentuk prihatin atas hancurnya tatanan hukum, dan demokrasi, khususnya peristiwa politik Pemilu 2024 yang dilakukan tanpa martabat dan keadaban publik. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/YU Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Harkristuti Harkrisnowo (kedua kanan depan) serta sejumlah jajaran Sivitas Akademika UI saat menyampaikan deklarasi kebangsaan kampus perjuangan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2024). Deklarasi tersebut sebagai bentuk prihatin atas hancurnya tatanan hukum, dan demokrasi, khususnya peristiwa politik Pemilu 2024 yang dilakukan tanpa martabat dan keadaban publik.

Adapun survei ini dilakukan terhadap total 5.500 orang responden pemilik hak pilih pada Pemilu 2024 yang diambil menggunakan multistage random sampling.

Jumlah responden itu terdiri dari 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi serta 4.300 orang responden di 18 provinsi yang mendapatkan oversample.

Survei ini memiliki margin of error lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan ukuran sampel basis 1.200 responden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com