Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajakan Dialog Diabaikan Prabowo, Walhi: Paradigma 02 terhadap Lingkungan Berbahaya

Kompas.com - 09/02/2024, 05:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nasional, Zenzi Suhadi, menyampaikan bahwa hanya calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang tak memenuhi undangan dialog dari organisasi tersebut.

Kubu Prabowo juga disebut tak pernah menindaklanjuti undangan dialog itu di lain waktu.

“Di Konferensi Orang Muda 25 November lalu, kita undang ketiganya, tapi (Prabowo) tidak hadir dan tidak ada komunikasi tidak lanjut dari timnya sampai hari ini,” kata Zenzi kepada awak media usai menerima kedatangan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, di kantornya pada Kamis (8/2/2024).

Baca juga: Ganjar dan Walhi Singgung Perbaikan Lingkungan Hidup Tak Terwujud di Rezim Jokowi

Pada acara tanggal 25 November 2023 itu, hanya capres nomor urut 1 Anies Baswedan yang hadir langsung menyampaikan gagasannya soal lingkungan hidup.

Ganjar juga absen dalam acara itu. Namun, menurut Zenzi, kubu Ganjar berupaya untuk menjadwalkan ulang dialog itu dalam forum dan waktu yang lain.

"Pihak dari timnya Pak Ganjar menawarkan nanti pak Ganjar akan datang ke Walhi untuk mendapatkan masukan,” terangnya.

Baca juga: Kala Anies Kuasai Panggung Walhi Sendirian, Prabowo dan Ganjar Absen

Zenzi menyayangkan sikap kubu Prabowo yang mengabaikan undangan dari Walhi.

Padahal, paradigma yang diusung Prabowo memerlukan banyak koreksi dari segi lingkungan hidup.

“Kami anggap (Prabowo) tidak mau mendapatkan masukan dari pihak yang menangani persoalan. Padahal, menurut kami paradigma dan cara pikir 02 terhadap lingkungan berbahaya. Kenapa berbahaya karena tidak meng-address keadilan,” tuturnya.

Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (kemeja putih) bersama Direktur Walhi Nasional Zenzi Suhadi dan para peserta dalam acara Konferensi Orang Muda di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Sabtu (25/11/2023)KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan (kemeja putih) bersama Direktur Walhi Nasional Zenzi Suhadi dan para peserta dalam acara Konferensi Orang Muda di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Sabtu (25/11/2023)

Ia memberi contoh soal program hilirisasi yang menjadi andalan Prabowo yang hanya berkutat pada produk ekstraktif dengan dampak lingkungan yang sangat besar, sebagaimana ditunjukkan di kawasan pembangunan smelter nikel di Morowali dan Pulau Obi.

"Ekonomi ekstraktif tambang itu yang dihitung apa yang didapat tapi apa yang hilang dari pertambangan dan smelter tidak pernah dihitung. Berbeda dengan ekonomi tropis ekonomi nusantara apa yang kita dapatkan tidak ada yang hilang,” sambung Zenzi.

Baca juga: Luhut Yakin Prabowo Lanjutkan Program Jokowi, Termasuk Hilirisasi

Padahal, Indonesia memiliki alternatif untuk industri pengolahan rempah-rempah.

Walhi meyakini, paradigma ekonomi yang berfokus pada pengembangan komoditas rempah sebagai "takdir" negara tropis seperti Indonesia bakal membawa keuntungan yang lebih besar.

"Ekonomi dapat tumbuh bersamaan lingkungan yang pulih," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com