Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fathurrohman

Analis Kejahatan Narkotika

Belajar dari Ekuador, Negara Jajahan Baru Kartel Narkoba

Kompas.com - 29/01/2024, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AGUSTUS tahun lalu, dunia dihebohkan aksi gila pembunuh bayaran yang menembak Fernando Villavicencio di Kota Quito selepas kampanye sebagai calon presiden Ekuador.

Walaupun masih diselidiki, banyak pihak mengaitkannya dengan kebangkitan geng-geng narkoba yang sedang naik daun di Ekuador.

Villavicencio dikenal sebagai aktivis antikorupsi, termasuk antiberbagai suap yang kerap dilakukan anggota kartel terhadap penegak hukum dan pegawai pemerintah.

Villavicencio dianggap sebagai ancaman karena rekam jejaknya yang berani terhadap siapapun.

Kematian Villavicencio tidak membuat pemilu batal. Presiden terpilih adalah Noboa. Dia juga bersikap keras atas kejahatan kartel di negaranya.

Noboa menyalahkan mantan Presiden Rafael Correa yang pada kepemimpinannya dianggap gagal menahan laju perkembangan pesat kartel narkoba.

Pendahulunya Noboa, Guillermo Lasso, yang menjadi presiden pasca-Rafael Correa juga tidak berhasil menahan laju kekuatan kartel yang sudah keburu kuat.

Ekuador yang notabene produsen minyak telah gagal mengantisipasi situasi ekonomi dunia sejak 2014 karena guncangan minyak dunia.

Turunnya harga minyak membuat keseimbangan fiskal terganggu karena penerimaan berkurang secara drastis. Situasi semakin memburuk ketika pandemi covid-19 menimpa dunia.

Situasi-situasi tersebut membuat kartel berkembang dan melampaui batas. Bayangkan, belasan orang bersenjata pistol dan sesuatu yang tampak seperti dinamit memasuki area siaran langsung jaringan televisi TC di kota pelabuhan Guayaquil.

Aksi geng narkoba tersebut adalah respons atas sikap tegas pemerintah yang memuat daftar 22 geng narkoba sebagai organisasi teroris dan menjadi target militer.

Pemuatan daftar geng narkoba tersebut juga memicu kerusuhan di lapas Riobamba. Pelaku utamanya adalah geng narkoba Los Choneris pimpinan Fabricio Colon Pico.

Selama dua hari lapas tersebut sempat dikuasai para narapidana, sipir menjadi sandera.

Pico dianggap terlibat dalam rencana penyerangan terhadap jaksa agung. Tidak lama setelahnya, lima rumah sakit juga menjadi sasaran pengambilalihan oleh anggota geng narkoba.

Bahkan, belakangan, Jaksa Ekuador anti-kartel narkoba Cesar Suarez tewas ditembak ketika sedang menyelidiki kasus teror geng narkoba di stasiun TV.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com