JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Sulistiyowati Irianto mengatakan, jawaban yang diberikan calon wakil presiden dalam debat keempat belum cukup mengakomodasi isu-isu berat sesuai tema debat.
Adapun tema debat keempat pada 21 Januari 2024 lalu adalah Pembangunan Berkelanjutan, Lingkungan Hidup, Energi dan Sumberdaya Alam, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.
Sulistyowati yang juga panelis penyusun pertanyaan dalam debat ini lantas menyebut ada cawapres yang belum bisa merespons tema debat dengan baik.
"Tidak (cukup mengakomodasi) karena kita lihat sendiri, sepertinya diskusi tentang substansi itu lebih banyak ada di paslon 1 dan 3 ya, itu yang bisa sedikit banyak berkorelasi dengan apa yang ada di dalam pertanyaan (dari panelis)," kata Sulistiyowati dalam acara ROSI Kompas TV, dikutip Jumat (26/1/2024).
Baca juga: Dituduh Hina Gibran Saat Debat, Mahfud Dilaporkan ke Bawaslu
"Tapi sayang sekali ada paslon yang kurang bisa merespons setinggi stature (perawakan), harapan publik, bahwa itu adalah betul-betul debat untuk mencari pemimpin bangsa," imbuhnya.
Sulistiyowati menilai, debat keempat calon wakil presiden akhir pekan lalu kehilangan substansi.
Para calon wakil presiden di debat tersebut hanya mengedepankan gimik dan saling perang tafsir.
Baca juga: KPU Pastikan Suporter Tetap Ada di Debat Capres meski Bawaslu Anggap Ganggu
Padahal, topik dalam debat keempat itu relatif berat meliputi masyarakat adat, lingkungan hidup, hingga pembangunan berkelanjutan yang memiliki banyak masalah serius di dalam negeri.
"Akhirnya jadi hilang karena semua orang membicarakan hal-hal yang kurang substansinya, soal gimik soal etika, kemudian saling perang tafsir," ucapnya.
Dia menuturkan, pihak panelis sejatinya berusaha menghasilkan pertanyaan berkualitas. Penyusunan pertanyaan itu pun diawali dengan data sehingga jawabannya pun penuh substansi.
Harapannya kata Sulistiyowati, cawapres mampu menjawab pertanyaan dengan pernyataan konseptual, data, hingga gagasan yang akan diterapkan jika menjadi pemimpin masa depan. Sayangnya, hal itu justru tidak terjadi dalam debat.
"Padahal substansi seharusnya yang diberitahu kepada publik oleh calon-calon itu, memiliki apa, gagasan apa, pemikiran apa, dan akan menerjemahkannya ke dalam public policy yang seperti apa," jelas Sulistiyowati.
Debat pada akhir pekan lalu itu diikuti tiga cawapres, mereka adalah Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.
Baca juga: Panelis Nilai Debat Keempat Dipenuhi Gimik, Substansi Jadi Hilang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.