Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Debat Kelima Jadi Kunci dan Temanya “Daging Semua”, Fahira Idris Harap Capres Tampilkan Performa Terbaik

Kompas.com - 24/01/2024, 12:27 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com - Rangkaian debat calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan memasuki tahapan akhir.

Debat kelima atau terakhir yang berlangsung pada Minggu (4/2/2024) akan menghadirkan para capres untuk mengulas delapan isu, yaitu kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia (SDM), dan inklusi.

Kedelapan isu ini dapat dikatakan bidang-bidang yang terkait langsung dengan persoalan hidup sehari-hari yang dihadapi rakyat saat ini.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesis (RI) Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta, Fahira Idris mengungkapkan, antusiasme rakyat menyaksikan debat Pilpres 2024 adalah pertanda bahwa demokrasi di Indonesia sudah mulai tumbuh menjadi arena adu gagasan.

Oleh karena itu, Ia mengharapkan, para capres pada debat kelima nanti menampilkan performa terbaiknya baik dari sisi gagasan dan rekam jejak serta dari sisi komunikasi publik.

“Tema dan isu yang akan dibahas dalam debat kelima ‘daging semua’ karena sangat terkait dengan persoalan hidup yang harus dihadapi rakyat sehari-hari," kata Fahira Idris di Jakarta (24/1/2024).

Baca juga: Soroti Debat Kedua Cawapres, Fahira Idris: RUU EBET Harusnya Fokus pada Pengembangan Energi Saja

Ia mengatakan, debat terakhir nanti akan menjadi kunci bagi ketiga capres untuk menarik hati pemilih lewat gagasan dan solusi konkritnya mempercepat kesejahteraan rakyat terutama lewat pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan penguasaan teknologi. 

"Sementara, bagi pemilih, debat kelima ini akan menjadi referensi utama dalam menentukan pasangan calon (paslon) mana yang akan mereka pilih pada 14 Februari,” ujar Fahira Idris dalam siaran persnya.

Isu kesejahteraan sosial, lanjut Fahira Idris, menjadi sangat krusial terutama saat-saat ini. Pasalnya, walau sudah 78 tahun merdeka, Indonesia masih belum memiliki sistem perlindungan sosial yang inklusif, tepat sasaran, berkesinambungan dan adaptif.

Ia mengatakan, di banyak negara maju, kesejahteraan masyarakat terjaga karena sistem jaminan sosialnya lebih resisten terhadap goncangan ekonomi dan sosial termasuk terhadap wabah penyakit seperti pandemi Covid-19.

Adapun isu pendidikan, kesehatan, sumber daya manusia (SDM) dan ketenagakerjaan akan terus menjadi tantangan bagi semua bangsa, baik sekarang dan pada masa yang akan datang. 

"Harus diakui, pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya dijadikan titik ungkit utama kemajuan bangsa," kata Fahira Idris.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Fahira Idris. dok. Tim Humas Fahira Idris Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Fahira Idris.

Untuk kesehatan, kata dia, isu utamanya adalah bagaimana mereformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) menjadi lebih tangguh dan adaptif melalui penyediaan pelayanan kesehatan berkualitas, merata, dan responsif.

"Hal ini harus didukung oleh ketersediaan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, ketersediaan farmasi dan alat kesehatan yang memadai dan merata," ujarnya.

Sementara itu, untuk ketenagakerjaan, isunya bukan hanya soal penciptaan lapangan pekerjaan, tetapi juga menjaga agar mereka yang sudah bekerja tidak menjadi pengangguran kembali karena gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), akibat ketidakpastian ekonomi.

Ia mengatakan, persoalan ketenagakerjaan ini juga sangat terkait dengan SDM dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk itu, kata Fahira, pemimpin Indonesia ke depan harus punya rencana konkret menumbuhkan manusia Indonesia yang bertalenta. Ini karena, di masa mendatang, paradigma pembangunan di Indonesia harus berlandaskan pada peningkatan produktivitas dan daya saing untuk memacu terciptanya kreativitas dan inovasi.

"Jika ini terwujud, pembangunan ke depan lebih berkualitas, ekonomi tumbuh dan merata. Muaranya, kesejahteraan sosial dirasakan rakyat,” ujar Fahira Idris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com