Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPN Ganjar-Mahfud: Ada Paslon Punya 1 Program Anggarannya Rp 450 T, Kalau Kita 20 Program Hanya Rp 500 T

Kompas.com - 03/01/2024, 16:52 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Muhammad Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menyinggung adanya pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang menaksir anggaran negara untuk mewujudkan satu program unggulan sebesar Rp 450 triliun.

Namun, TGB tak menyebut spesifik siapa pasangan calon (paslon) yang dimaksud.

Dia lantas membandingkan dengan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang memiliki 21 program unggulan dan ditaksir hanya memakan anggaran sebesar Rp 450-500 triliun.

Hal itu disampaikan TGB usai ditanya besaran anggaran yang ditaksir untuk keperluan program internet gratis yang selalu dibicarakan Ganjar Pranowo.

Baca juga: Soal Anggaran Program Internet Gratis, TPN Ganjar-Mahfud: Masih Dihitung

"Untuk kuantifikasi per program, kita kan ada 20 program. Ada 21 dengan 'Sikat KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)'. Jadi ada 20 program yang memang secara besaran keseluruhan, proyeksinya sekitar 500 triliun antara Rp 450-500 triliun dalam 20 program," kata TGB ditemui di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024).

"Ada paslon yang punya satu program rencananya Rp 450 triliun. Kalau kita, untuk 20 program dan itu sangat bersentuhan dengan kepentingan publik, itu kita perlu hanya sekitar Rp 500 triliun," ujarnya lagi.

Kendati demikian, TGB menegaskan bahwa besaran anggaran untuk tiap program masih perlu dimatangkan.

Namun, menurutnya, hal itu tetap mencukupi ruang fiskal atau keuangan negara yang ada, yakni Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Nah, breakdown-nya untuk masing-masing program itu sedang dimatangkan," kata TGB.

Baca juga: TPN Sebut Program Internet Gratis Ganjar-Mahfud Ditujukan Untuk Pelajar dan UMKM

Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat ini mencontohkan salah satu program yang dinilai sudah terlihat besaran anggaran yang diperlukan.

Program yang dimaksud yaitu insentif untuk guru pengajian atau pun guru agama.

"Itu kan ada hampir satu juta orang direncanakan, misalnya Rp 1 juta per orang per bulan. Berarti dalam satu tahun itu Rp 12 triliun, dan itu sangat memungkinkan di dalam postur APBN kita," ujarnya.

Lebih lanjut, TGB menjelaskan siapa saja kelompok yang bisa menerima program internet gratis Ganjar-Mahfud, yaitu para pelajar hingga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Menurutnya, kelompok-kelompok lain pun masih dimungkinkan untuk menerima program internet gratis tersebut.

"Ini kita bicara tentang bagaimana bonus demografi khususnya anak-anak muda kita itu memiliki kemampuan untuk mengakses internet, dengan tanpa terhalang oleh kendala ekonomi. Jadi mau di manapun dia berada, dia bisa mengakses internet dan ada kesetaraan di situ. Kan Mas Ganjar selalu bicara kesetaraan," kata TGB.

Baca juga: Bandingkan Program Bansos Ganjar dengan Makan Siang Prabowo, PDI-P Singgung Soal Kemampuan Anggaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com