Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhaimin Sebut Pemerintah Perlu "Diselepet" Karena Lambat Implementasikan UU Omnibus Law

Kompas.com - 22/12/2023, 20:57 WIB
Syakirun Ni'am,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyebut pemerintah perlu "diselepet" karena dinilai terlalu lambat mengimplementasikan undang-undang omnibus law dan membuat sistem yang ramah bagi investor.

Muhaimin juga menilai pemerintah lambat dalam mengucurkan permodalan dan mendorong kapasitas produksi untuk meyakinkan investor masuk.

Pernyataan itu Muhaimin sampaikan guna menanggapi cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dalam debat cawapres sesi pertama.

Baca juga: CEK FAKTA: Muhaimin Sebut Kecepatan Internet di Indonesia Sangat Rendah

"Pemerintah terlampau lambat dalam mengimplementasikan itu semua, sehingga harus kita selepet supaya lebih cepat lagi menyediakan sarana dan prasarana bagi percepatan izin," kata Muhaimin di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023).

Muhaimin mengatakan, persoalan izin yang berbelit-belit mengakibatkan kepercayaan investor kepada pemerintah hilang.

Selain perizinan yang mudah, Muhaimin juga menyoroti pentingnya infrastruktur dan distribusi yang memadai sehingga harga-harga menjadi stabil.

"Logistik menjadi salah satu kunci pentingnya, logistik yang menyambungkan antara kebutuhan murahnya atau barang," kata Muhaimin.

Baca juga: Muhaimin Ingin Turunkan Pajak Kelas Menengah, Gibran Justru Mau Naikkan Rasio Pajak

Adapun Gibran sebelumnya menyebut pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) untuk menyongsong pembangunan ekonomi digital.

Sementara, Mahfud menyebut terdapat banyak kesulitan dalam proses izin dan investasi. Ia lantas bertanya kepada Muhaimin, instrumen hukum apa yang akan dibuat untuk menanggulangi persoalan itu.

Diketahui, hari ini KPU menjadwalkan debat cawapres sesi pertama. Muhaimin Iskandar selaku cawapres nomor urut satu, Gibran Rakabuming Raka selaku cawapres nomor urut dua, dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD akan berdebat di panggung JCC.

Mereka akan membicarakan ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital, investasi, pajak dan tata kelola Anggaran Penerimaan dan Belanja Nasional (APBN) serta Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD).

Kemudian, perdagangan dan infrastruktur juga akan menjadi topik debat malam ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com