Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Hasil Survei Terbaru, Litbang "Kompas" Tegaskan Tak Dibayar Kubu Mana Pun

Kompas.com - 14/12/2023, 10:34 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Litbang Kompas Bestian Nainggolan membantah bahwa Litbang Kompas dibayar kubu pasangan calon (paslon) tertentu saat merilis hasil temuan survei terbaru.

Berdasarkan survei terbaru, paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, unggul jauh dibandingkan dua paslon lainnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Prabowo-Gibran berada di urutan pertama dengan perolehan elektabilitas 39,3 persen, sedangkan Anies-Muhaimin 16,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan 15,3 persen.

Bestian menegaskan, Litbang Kompas melakukan survei secara independen.

Baca juga: Tanggapi Survei Litbang Kompas soal Kepuasan Publik, Jokowi: Kita Pakai sebagai Bahan Evaluasi

"Iya ini banyak sekali dipertanyakan masyarakat. Dan kami bersyukur, kami merasa senang karena kita tahu bahwa para pemilih, masyarakat, audiens kami, memperhatikan apa yang menjadi bagian dari komitmen kami untuk menunjukkan kepada publik bahwa ini loh hasil dari survei yang kami lakukan secara independen," ujar Bestian dalam program Satu Meja, seperti dikutip siaran Kompas TV pada Kamis (14/12/2023).

"Dikatakan secara independen dari segi pembiayaan, Harian Kompas yang membiayai secara total, bukan dari kubu nomor 2, bukan dari kubu nomor 1, bukan dari kubu nomor 3. Dan juga bukan dari kepentingan-kepentingan lain. Itu yang pertama," sambungnya.

Bestian menjelaskan, Litbang Kompas selama ini menggunakan metode yang telah teruji ketika melaksanakan survei di lapangan.

Baca juga: Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Kepuasan terhadap Jokowi Masih Tetap Tinggi

Bahkan, kata dia, Litbang Kompas juga menggunakan teknologi yang membuat segala pembuatan survei di daerah jadi terpantau.

Dia menyebutkan, aplikasi tersebut biasa digunakan lembaga-lembaga survei, termasuk Litbang Kompas, untuk menekan human error.

"Dengan demikian, kita tahu nih siapa yang sedang wawancara, di mana, dan kapan waktunya itu. Berapa menit itu untuk pertanyaan sejumlah yang kita tanyakan. Enggak mungkin dia misalnya dalam waktu singkat langsung berubah warnanya. Ada problem di sana," tutur Bestian.

Bestian turut menjawab soal tudingan bahwa jawaban masyarakat dipengaruhi oleh bantuan sosial (bansos) yang dikirim pemerintah sebelum survei dilakukan.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Masyarakat yang Puas dengan Kinerja Jokowi Banyak di Desa

Namun, setelah diteliti, ternyata bansos tidak memengaruhi pilihan politik responden.

"Kami katakan dan kami uji berdasarkan data, ada perbedaan enggak mereka yang menerima bansos dan yang tidak menerima bansos terhadap pilihan politiknya. Ada suatu pertanyaan yang seperti ini. Hasilnya? Tidak berbeda secara signifikan," katanya.

Dengan demikian, Bestian memastikan tidak ada intervensi di daerah melalui bansos tersebut.

Lagi pula, Kompas melakukan survei di 600-an kelurahan dan desa, berbeda dari lembaga survei lain yang cuma di 120-200 kelurahan dan desa.

Bestian mengatakan, Litbang Kompas sengaja melebarkan cakupan survei.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Masyarakat yang Puas dengan Kinerja Jokowi Banyak di Desa

"Sehingga, dinamikanya ataupun katakanlah penumpukan-penumpukan pilihan homogenisasi pilihan tidak terjadi di suatu daerah," imbuh Bestian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com