JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, elektabilitas Partai Gerindra yang menyalip PDI Perjuangan (PDI-P) disebabkan migrasi pemilih Presiden Joko Widodo yang kini mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Gerindra diuntungkan oleh migrasi pemilih loyal Jokowi non-PDIP dari semula mendukung Ganjar beralih mendukung Prabowo," kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (12/12/2023).
Menurut Umam, basis pemilih loyal Jokowi itu telah memberikan efek ekor jas sebesar 5-7 persen kepada PDI-P pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 dan 2019 lalu.
Baca juga: Survei Litbang “Kompas”: Elektabilitas Gerindra 21,9 Persen, PDI-P 18,3 Persen, Golkar 8 Persen
Ia berpandangan, migrasi ini terjadi karena sikap keras PDI-P terhadap manuver Jokowi terkait pencalonan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo.
"Akibatnya, keberadaan Gibran sebagai cawapres Prabowo yang kini tidak memiliki "rumah politik yang pasti", tidak bisa dikonversi sebagai diaspora kekuatan kader PDI-P di koalisi lain, atau tidak bisa dikonsolidasikan agar tetap berada di PDI-P meskipun mereka tidak mendukung Ganjar," kata Umam.
Umam menyebutkan, basis efek ekor jas itu pun hilang sekejap dalam satu bulan terakhir dan berubah menjadi swing voters yang utamanya bergeser ke kubu Prabowo-Gibran.
Di sisi lain, Partai Gerindra juga mendapatkan efek ekor jas dari sosok Prabowo yang menjadi calon presiden dengan elektabilitas tertinggi.
Umam berpendapat, tidak mudah bagi PDI-P untuk dapat kembali dominan karena partai berlambang banteng itu sedang berada di dua kutub kekuatan.
Di satu sisi, sikap kritis terhadap pemerintahan Jokowi bakal menguntungkan kubu Koalisi Perubahan, sebaliknya sikap dukungan kepada Jokowi juga bakal dinikmati kubu Prabowo-Gibran.
Menurut Umam, salah satu cara yang mungkin dilakukan PDI-P adalah kembali mengasoasiasikan partai tersebut dengan Jokowi yang saat ini masih berkuasa.
"Jika itu bisa dilakukan, tampaknya bisa menolong PDI-P dari basis dukungannya yang tergerus dan meleleh," kata dia.
Survei yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan, posisi PDI Perjuangan sebagai partai politik dengan elektabilitas tertinggi kini tergeser oleh Partai Gerindra.
Baca juga: Survei Median: Elektabilitas PDI-P Tinggi di Jawa, Gerindra di Luar Jawa
Berdasarkan hasil survei, Partai Gerindra memiliki elektabilitas 21,9 persen sedangkan PDI-P 18,3 persen.
"Dengan angka keterpilihan ini, posisi Gerindra menyusul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sebelumnya, dalam survei Kompas, elektabilitasnya selalu menempati posisi teratas," tulis peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, Selasa (12/12/2023), dikutip dari Kompas.id.
Survei menunjukkan elektabilitas Gerindra meningkat 3 persen dibandingkan survei bulan Agustus 2023, sementara PDI-P malah turun 3,1 persen dari angka 24,4 persen.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Gerindra Naik di Posisi Teratas, PDI-P Turun