JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar melontarkan candaan soal tingkah laku pejabat yang memindahkan matahari karena terkena panas.
Kelakar itu disampaikan Muhaimin pada acara launching 1 Juta Jubir Desa yang digagas oleh Barisan Relawan Desa Anies-Muhaimin (Balada Amin) di Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (7/12/2023).
"Ada pejabat yang kepanasan, bukan berlindung masuk rumah tapi mataharinya dipindah. Dan lain-lain kembangkan sendiri lah," kata Muhaimin dihadapan relawan.
Pria yang karib disapa Cak Imin ini juga berkelakar soal seseorang yang tidak ingin berhenti di lampu merah, lampu merahnya yang pindah.
"Sampai lampu merah, begitu merah lampunya bukan dia berhenti, tapi lampu merahnya suruh bongkar pindah ke tempat lain," ujarnya.
Baca juga: Di Hadapan Relawan, Cak Imin: Silakan Bandingkan Siapa yang Sungguh-sungguh dan Bergimik Ria
Sebelum berkelakar soal pejabat yang memindahkan matahari tersebut, Cak Imin sempat berbicara soal gerakan perubahan dan demokrasi.
Diketahui, Cak Imin dan pasangan calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan memang menggagas gerakan perubahan.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini lantas mengatakan, pengeras suara atau toa adalah simbol dari juru bicara.
"Kalau simbol jubir (juru bicara) itu pakai toa. Toa ini simbol demonstrasi. Memang sudah ada yang layak kita demonstrasi?" tanya Cak Imin ke relawan.
"Ada!" jawab relawan serempak.
Ia lantas bercerita bahwa ada pejabat di Aceh yang memindahkan sumur agar tidak mengganggu jalan pejabat tersebut.
"Soalnya ada penjabat di Aceh, diperingatkan 'Pak pejabat jangan dekat-dekat sumur. itu nanti kepleset bisa, tercebur'. Pejabatnya enggak mau minggir malah sumurnya dipindah saudara-saudara," kata Cak Imin.
"Itu perlu toa di sini, weei. sumur kok dipindah kamu yang harus pindah agar kamu juga selamat, itu namanya perubahan," ujarnya lagi.
Baca juga: Kampanye Hari Ke-10: Anies Blusukan di Lampung, Cak Imin di Jakarta
Cak Imin pun mengungkapkan, dari ceritanya maka harus ada yang terus teriak agar Indonesia sesuai dengan amanah demokrasi dan reformasi.
"Ini lah terus kita teriak-teriak supaya Indonesia tidak salah jalan. Supaya Indonesia tetap lurus, sesuai dengan amanah demokrasi dan reformasi," katanya.
Namun, ketika ditanya lebih lanjut oleh awak media, Muhaimin merahasiakan maksud dari ceritanya tersebut.
"Nah rahasia," ujar Cak Imin.
Baca juga: Ngopi bareng Mahasiswa di Aceh, Cak Imin Cerita soal Represifnya Orde Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.