Di Hadapan Relawan, Cak Imin: Silakan Bandingkan Siapa yang Sungguh-sungguh dan Bergimik Ria

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar menyatakan siap dibandingkan dengan kontestan lainnya yang maju di pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Hal itu disampaikan pria yang karib disapa Cak Imin tersebut dalam acara Launching 1 Juta Jubir Desa yang digagas oleh Barisan Relawan Desa Anies-Muhaimin (Balada Amin) di Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (7/12/2023).

Ia mengatakan, hanya cukup menunjukkan track record dan pengalaman dalam proses kepemimpinan.

"Silakan dibandingkan, siapa yang sungguh-sungguh, siapa yang main-main, siapa yang bergimik ria. Sampaikan kepada masyarakat, tunjukkan fakta-fakta," kata Muhaimin di hadapan relawan, Kamis.

Baca juga: Pukul Kentongan di Depan Relawan, Cak Imin: Jika Terus Mengalir, Insya Allah Menang Telak di Pemilu 2024

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan bahwa dirinya memiliki banyak pengalaman dan memahami proses mulai dari bawah.

Lebih lanjut, Cak Imin mengklaim banyak yang cemburu sehingga menimbulkan narasi kampanye negatif terhadap dirinya dan calon presiden (capres) Anies Baswedan.

"Saking berpengalamannya banyak yang cemburu sama kita, sehingga kampanye negatif ini itu, Anies Baswedan begini begitu, Muhaimin Iskandar begini begitu," ujar Muhaimin.

"Itu bagian dari karena kami dan kita semua punya pengalaman panjang di dalam proses berbangsa dan bernegara ini," katanya lagi.

Baca juga: Menyesal Tak Jadi Cawapres sejak Muda, Cak Imin: Maklum Bukan Anak Presiden

Cak imin kemudian mengatakan, ia dan para relawannya menjadi pewaris sekaligus doktrin pembangunan nasional dari prakemerdekaan.

"Tidak main-main kita menjadi pewaris sejarah sekaligus doktrin perkembangan dan pembangunan nasional dari pra kemerdekaan hingga hari ini. Amin," ujar Muhaimin.

Diketahui, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar adalah pasangan capres-cawapres nomor urut 1 di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Baca juga: Ngopi bareng Mahasiswa di Aceh, Cak Imin Cerita soal Represifnya Orde Baru