Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dinilai Sangat Mungkin Mengganti Menteri dari PDI-P, tetapi Berisiko

Kompas.com - 30/10/2023, 22:40 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dianggap sangat mungkin me-reshuffle menteri-menteri dari PDI Perjuangan (PDI-P) jika menganggap partai berlambang banteng itu sudah tak sejalan.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengatakan hal itu dipicu sejumlah pernyataan elite PDI-P yang saat ini nampak menunjukkan kekecewaan atas langkah Jokowi merestui putra sulungnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Prabowo Subianto.

"Kalau memang Jokowi tak nyaman, sudah lagi tak happy, sudah menganggap PDI-P sebagai oposisi ya sangat mungkin reshuffle dilakukan,” ujar Adi pada Kompas.com, Senin (30/10/2023).

Baca juga: PDI-P Sakit Hati dengan Manuver Jokowi, Tidak Mungkin Lagi Bersama Menangkan Ganjar

Namun, Adi menganggap langkah itu bakal berisiko besar untuk Jokowi. Pasalnya, jika upaya itu dilakukan, sentimen negatif publik akan disematkan padanya.

Pasalnya, tak bisa dinafikan bahwa karier politik Jokowi selama ini dibantu oleh PDI-P.

“Akan jadi stigma yang kurang kondusif bagi Jokowi, karena apapun, bisa dilihat oleh publik sampai saat ini ya Jokowi itu adalah PDI-P. Tidak bisa dibantah,” tutur dia.

Baca juga: PDI-P Sebut Gibran Contoh Tidak Baik Bagi Anak Muda, Prabowo Angkat Bicara

Baginya, Jokowi tak boleh melupakan PDI-P yang menghantarkannya menjadi Wali Kota Solo sampai Presiden Republik Indonesia.

Alasannya, yang berperan besar mendorong Jokowi sampai saat ini adalah partai politik (parpol) pimpinan Megawati Soekarnoputri itu, bukan parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM).

“Bahkan Jokowi jadi presiden sampai hari ini ya karena diusung oleh PDI-P. Bukan karena diusung oleh Gerindra, oleh Golkar, tapi tiket awalnya adalah dari PDI-P,” imbuh dia.

Baca juga: Perselisihan PDI-P dan Jokowi Dinilai Mesti Diakhiri demi Rakyat

Diketahui, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya sudah merasa ditinggalkan oleh Jokowi.

Padahal, selama ini partai banteng telah memberikan banyak bantuan untuk Jokowi dan keluarganya.

Bahkan, ia mengklaim banyak kader akar rumput yang tak percaya dengan sikap Jokowi.

Hasto juga mengungkapkan bahwa Jokowi melalui pihak yang dipercayainya pernah meminta pada PDI-P untuk merestui jabatan presiden tiga periode.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nasional
Kecelakaan Bus 'Studi Tour', Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Kecelakaan Bus "Studi Tour", Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com