Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Sakit Hati soal Manuver Keluarga Jokowi, PDI-P: Ibu Megawati Ketawa, Enggak Ada Masalah

Kompas.com - 30/10/2023, 19:53 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat menepis asumsi publik jika partainya sakit hati terkait dugaan manuver politik keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam konteks Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ia pun mengungkap bagaimana respons Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri melihat berbagai dinamika politik yang menyangkut keluarga Jokowi.

"Ibu Megawati itu ketawa-ketawa. Enggak ada masalah," kata Djarot ditanya apakah Megawati sedih melihat dinamika politik terkini mengenai Jokowi.

Hal itu disampaikan Djarot usai mengikuti diskusi bertajuk "Positioning PDI-P dalam Pemenangan Pilpres Ganjar-Mahfud" di Jakarta Timur, Senin (30/10/2023).

Baca juga: PDI-P: Jangan Sampai meskipun Gibran Putra Jokowi, Infrastruktur Kekuasaan Dipakai untuk Dukung Prabowo

Kendati demikian, Djarot mengakui bahwa akar rumput PDI-P merasakan kekecewaan begitu besar.

Namun, menurutnya, perasaan seperti itu wajar diungkapkan oleh para akar rumput partai. Sebab, mereka seperti tingkat anak ranting PDI-P yang berjuang betul memenangkan Jokowi maupun Gibran Rakabuming Raka di setiap kontestasi pemilihan.

Hanya saja, Djarot memandang kekecewaan tingkat ranting PDI-P justru berbuah semangat untuk memenangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.

"Ini yang positif, jadi senang sekali kita. Ya ada kecewa, ya enggak ngamuk-ngamuk terus kemudian mutung (ngambek), enggak gitu. Ini marah dia, malah lebih semangat untuk memenangkan Pak Ganjar dan Pak Mahfud," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Baca juga: Sindiran PDI-P dan Anies soal Nepotisme Diduga untuk Hancurkan Reputasi Prabowo-Gibran, Bakal Ampuh?

Diketahui, PDI-P belakangan mulai bersuara usai putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, resmi menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto bahkan menyebut bahwa PDI-P merasakan sedih yang mendalam.

Partai banteng moncong putih ini merasa ditinggalkan Presiden Jokowi di situasi saat ini.

Padahal, Jokowi telah diberikan dukungan oleh akar rumput dan seluruh simpatisan PDI-P sejak menjadi Wali Kota Solo hingga menjabat sebagai Kepala Negara dua periode.

“PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini,” kata Hasto.

“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan (norma) kebaikan dan Konstitusi,” ujarnya lagi.

Baca juga: Tanggapan Gibran soal PDI-P Beri Privilege Besar ke Jokowi dan Keluarga tetapi Ditinggalkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com