JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo tidak hadir dalam pengumuman calon wakil presiden (cawapres) PDI Perjuangan (PDI-P) di Kantor DPP PDI-P, Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (18/10/2023) hari ini.
Presiden yang merupakan kader PDI-P itu sedang berada di Beijing, China dalam rangka kunjungan kerja.
Dalam dua kali pemilihan umum (Pemilu), yakni pada 2014 dan 2019, Jokowi maju sebagai capres dari PDI-P.
Baca juga: Jokowi Tak Hadiri Pengumuman Cawapres Ganjar, Puan Tegaskan Tak Pecah Kongsi
Pengumuman cawapres PDI-P yang akan mendampingi calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dimulai pukul 10.20 WIB.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan jajaran petinggi PDI-P telah hadir di lokasi acara.
Hadir pula para pimpinan parpol koalisi PDI-P, yakni dari PPP, Hanura, dan Perindo.
Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan, ketidakhadiran Presiden Jokowi sebagai bentuk sikap dari PDI-P saat ini.
Ray menilai, PDI-P berupaya memasifkan keanggotaan Jokowi dalam parpol.
"Ada nuansa PDI-P memasifkan keanggotaan Pak Jokowi. Besar kemungkinan nantinya Pak Jokowi tidak dilibatkan di aktivitas-aktivitas berat dari PDI-P," ujar Ray dalam siaran langsung Kompas TV pada Rabu.
"Termasuk untuk aktivitas pengumuman cawapres Pak Ganjar ini," kata dia.
Baca juga: Pengamat: Kalau Mahfud Jadi Cawapres Ganjar, Prabowo Bisa Saja Tak Peduli dan Pilih Gibran
Ray juga menilai, dalam dua bulan belakangan ini PDI-P juga terlihat berupaya memisahkan Ganjar Pranowo dengan sosok Jokowi.
Hal tersebut semakin jelas saat Presiden Jokowi sibuk dengan aktivitasnya, sedangkan Ganjar Pranowo juga sibuk dengan aktivitas sebagai cawapres.
"Dua bulan ini sudah dilatih Pak Ganjar jalan terus, Pak Jokowi tampak sibuk dengan agenda lain dan sikap lain," kata Ray.
"Kenyataannya adalah adanya peningkatan (elektabilitas) dua persen persen, apabila Ganjar tidak ikut bayang-bayang Pak Jokowi, maka penerimaan publik tak terlalu negatif tapi malah masih dapat respons positif dari masyarakat," ujar dia.