Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut "Buzzer" oleh Cak Imin, Menag Yaqut: Terserah Mau Menyebut Apa

Kompas.com - 06/10/2023, 14:46 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas tidak ingin ambil pusing ketika dia disebut sebagai buzzer oleh Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Adapun pernyataan Cak Imin menanggapi pernyataan Menag di sebuah acara yang berbunyi "Jangan memilih pemimpin hanya karena wajahnya tampan dan mulutnya manis".

"Enggak apa-apa, boleh bilang saya buzzer, boleh. Ya terserahlah orang mau menyebut apa. Kan orang berhak (atas penilaian itu)," kata Yaqut usai merilis logo dan tema Hari Santri di Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (6/10/2023).

Baca juga: Menag Yaqut Ungkap Nama Gus Dur Sering Dimanfaatkan Pencinta ataupun Pengkhianatnya

Menurut Yaqut, setiap orang berhak memberikan apresiasi ataupun menilai orang lain. Namun, ia menyatakan tidak akan mengubah pernyataannya.

Terkait pendisiplinan oleh PKB, pria yang karib disapa Gus Men itu mengaku belum mendapat panggilan apa pun. Dia menyatakan tidak akan menemui Ketum PKB Muhaimin Iskandar jika tidak ada panggilan.

"Tapi secara prinsip saya tidak akan bergeser dari keyakinan saya. Enggaklah (akan mengubah). Kalau enggak dipanggil, enggak ada," jelas Yaqut.

Baca juga: Menag Yaqut: Guyon Sedikit Saja Jadi Perdebatan, sampai Dianalisis Pengamat

Tak hanya itu, Yaqut berkelakar mengenai guyonan yang mudah sekali dianggap serius oleh banyak pihak menjelang tahun politik.

Guyonan tersebut bahkan hingga diperdebatkan dan dianalisis oleh pengamat politik. Padahal, kata dia, santri memang identik dengan dua hal, yaitu kopi dan guyonan.

Oleh karena itu, ia berharap candaan tersebut tidak dianggap serius menjelang tahun politik. Ia juga berharap agar lebih banyak santri yang menjadi pemimpin sehingga ketegangan menyurut.

"Santri itu biasanya yang suka ngopi dan kalau ketemu ger-geran (lucu-lucuan). Sekarang orang mau guyon sedikit saja jadi berita viral, ke mana-mana jadi perdebatan dianalisa oleh analis politik. Luar biasa bangsa kita ini terlalu tegang sepertinya," seloroh dia.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan agar tidak salah memilih pemimpin. Dia mengatakan, memilih pemimpin harus melihat rekam jejaknya, tak boleh hanya berdasarkan wajah tampan dan tutur kata manis.

Hal ini diucapkan saat menghadiri acara doa bersama umat Buddha "Wahana Nagara Rahaja" di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah pada Jumat (29/9/2023).

Baca juga: Menag Bakal Bertemu Otoritas Arab Saudi Bahas Aktivitas Umrah Backpacker

"Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya. Track record-nya bagus, syukur mukanya ganteng, syukur bicaranya manis, itu dipilih," kata Yaqut, dikutip dari tayangan Kompas TV (2/10/2023).

Kendati demikian, Yaqut tak menyebut secara khusus sosok yang dimaksud dalam pernyataannya itu. Namun, pernyataannya ini membuat hubungan dia dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memanas.

PKB menyatakan akan mendisiplinkan Yaqut. Pria yang karib disapa Gus Men ini sebelumnya dipercaya sebagai Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan DPP PKB Periode 2019-2024.

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, pernyataan Yaqut bernada provokasi layaknya seorang buzzer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com