Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PR Berat Nasdem Usai Kadernya Kembali Tersangkut Perkara

Kompas.com - 06/10/2023, 05:10 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem dinilai harus semakin bekerja keras buat mempertahankan citra serta elektabilitas partai dan pasangan bakal capres-cawapres yang mereka usung, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), setelah kader papan atas mereka kembali tersangkut perkara hukum.

Saat ini kader Nasdem yang menjabat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo diduga tersandung dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian. Perkara itu tengah diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sedangkan mantan Sekretaris Jenderal Nasdem sekaligus eks Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate, tengah menghadapi persidangan kasus dugaan korupsi proyek pengadaan menara base transceiver station (BTS) 4G. Kasus itu ditangani oleh Kejaksaan Agung.

Menurut peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor, Nasdem harus berupaya keras meyakinkan calon pemilih kalau persoalan hukum yang membelit 2 kadernya di tahun politik tidak boleh mengganggu elektabilitas partai dan bakal capres-cawapres yang mereka usung.

Baca juga: Nasdem Minta Mahfud Tak Ikut Campur Kasus Syahrul Yasin Limpo di KPK

"Untuk sementara itu PR terbesar dari Nasdem. The next threat mungkin nanti pada saat pencoblosan," kata Firman saat dihubungi pada Kamis (5/10/2023).

Dari hasil jajak pendapat sejumlah lembaga survei, elektabilitas Anies Baswedan sampai saat ini masih di urutan buncit ketimbang 2 pesaingnya, yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Perkara yang menyeret kader-kader Nasdem dinilai bisa membuat calon pemilih berpikir ulang buat mencoblos mereka di Pemilu dan Pilpres 2024.

Menurut Firman, meski berulang kali pemerintah menegaskan pengusutan kasus korupsi yang menyangkut kader Partai Nasdem tak terkait urusan politik, tetapi aroma politis sulit dikesampingkan.

Akan tetapi, Firman menilai Ketua Umum Surya Paloh sudah mempertimbangkan hal itu ketika memutuskan bersikap berseberangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), meski mereka adalah salah satu partai koalisi pendukung pemerintah.

Baca juga: Ketua KPK Bantah Terima Uang dari Mentan Syahrul di Lapangan Badminton

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersama jajarannya di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Kamis (5/10/2023). KOMPAS.com/ Tatang Guritno Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersama jajarannya di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Kamis (5/10/2023).

"Saya kira ini kan sudah jadi hitungan Surya Paloh dan Nasdem, ketika dia ambil keputusan berbeda dari Presiden Jokowi yang sebenarnya hanya menginginkan 2 pasangan calon. Melawan arus," ujar Firman.

"Akhirnya mereka (Nasdem) harus menerima di banyak hal. Di sisi lain kerja-kerja KPK dalam pemberantasan korupsi memang harus berlanjut," sambung Firman.

Syahrul disebut-sebut tersangkut perkara dugaan korupsi di Kementerian Pertanian yang tengah diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca juga: Syahrul Yasin Limpo: Harga Diri Jauh Lebih Tinggi dari Jabatan

Akan tetapi, KPK sampai saat ini belum mengumumkan secara resmi status hukum Syahrul.

KPK tengah mengusut tiga klaster dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan), yakni pemerasan dalam jabatan, gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang.

KPK telah menetapkan sejumlah tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait pemaksaan dalam jabatan di Kementan, tapi belum mau mengungkap identitasnya.

Baca juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Ternyata Sudah 3 Kali Diperiksa Berkait Dugaan Pemerasan oleh Pimpinan KPK


Penyidik pun telah menggeledah rumah dinas Syahrul Yasin Limpo dan kantor Kementan pada pekan lalu untuk mengumpulkan barang bukti dalam kasus ini.

Dari penggeledahan di rumah dinas Syahrul Yasin Limpo, penyidik KPK mendapati uang puluhan miliar dalam bentuk rupiah dan mata uang asing. Selain itu, penyidik KPK juga menemukan 12 pucuk senjata api.

Syahrul sudah menyampaikan surat permohonan pengunduran diri dari posisi Mentan kepada Presiden Jokowi melalui Menteri Sekretariat Negara (Mensetneg) Pratikno, pada Kamis kemarin.

Baca juga: Firli Bahuri Bantah Ada Pimpinan KPK Peras Mentan Syahrul Limpo

Dia memilih mengundurkan diri dengan alasan fokus menghadapi proses hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com