Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Andika Perkasa Ikut Operasi BIN, Terlibat Tangkap Tangan Kanan Osama Bin Laden

Kompas.com - 13/08/2023, 07:25 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa mengakui bahwa dirinya terlibat dalam penangkapan anak buah pimpinan Al Qaeda Osama Bin Laden, Omar Al Faruq di Indonesia.

Diketahui, Omar Al Faruq juga merupakan otak di balik pengeboman menara kembar World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 silam.

Andika saat itu masih menjadi prajurit di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI. Kontroversi muncul lantaran penangkapan Omar Al Faruq juga melibatkan Kopassus, padahal itu adalah operasi Badan Intelijen Negara (BIN).

Pengakuan itu diungkapkan andika dalam program Gaspol! seperti disiarkan di kanal YouTube Kompas.com, Sabtu (12/8/2023).

"Ya, itu benar dan itu adalah sebuah operasi," ujar Andika Perkasa.

Baca juga: Sulit Beri Alasan Kenapa Dukung Ganjar, Andika Perkasa: Lebih ke Hati Sih

Andika menjelaskan, saat itu BIN mendeteksi jaringan Al Qaeda sudah masuk ke Indonesia.

Untuk mencari buktinya, dibentuk tim kecil. Kemudian, operasi tersebut berada di bawah kendali BIN.

Menurut Andika, dari operasi tersebut, dibentuk tim kecil yang melibatkan Kopassus.

"Kebetulan saya waktu itu di Kopassus. Kemudian, operasi di bawah kendali Badan Intelijen Negara, yang sampai sekarang juga masih terus dilakukan. Iya (sinergitas)," katanya.

Pada akhir 2001, Andika bergabung ke dalam operasi yang dilakukan oleh BIN itu. Tetapi, ia berhenti dari operasi tersebut pada pertengahan 2003.

Baca juga: Yang Berat Bagaimana Bikin Presiden Jokowi Olahraga, Enggak Apa-apa Presiden Marah

Dalam penyelidikan secara tertutup tersebut, ditemukan fakta bahwa Omar Al Faruq memang benar terlibat.

"Keterlibatannya persisnya apa, saya lupa. Tetapi terlibat dalam salah satu plot, merupakan jaringan. Mereka ini kan juga bukan orang Indonesia. Mereka ini orang dari Timur Tengah semua ini, sehingga akhirnya kita tangkap, kemudian dideportasi," ujar Andika.

Terkait kenapa Omar Al Faruq tinggal di Bogor ketika ditangkap, Andika mengaku tidak tahu alasannya.

Lagipula, bisa saja Omar Al Faruq dan kawan-kawan sedang merencanakan sesuatu berskala dunia, sehingga mereka punya jaringan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

"Kita enggak terlalu tahu, yang penting bagian Omar Al Faruq ini memang ada keterkaitannya secara langsung," katanya.

Baca juga: Andika Perkasa: TNI Tidak Bisa Hadapi KKB dengan Senjata, Harus Punya Alasan Kuat

Menurut Andika Perkasa, penangkapan yang dilakukan terhadap Omar Al Faruq saat itu cukup menantang.

Andika mengungkapkan, situasi ketika menangkap Omar Al Faruq berbeda dengan penangkapan terhadap penjahat lain.

Sebab, Omar Al Faruq bukan merupakan warga negara Indonesia (WNI), sehingga diperlukan kehati-hatian dalam menangkap tangan kanan Osama Bin Laden tersebut.

"Karena kebetulan mungkin dari dulu, dari dulu saya punya disiplin. Intinya bahwa kita enggak boleh melakukan apa pun selama tidak perlu. Dan enggak boleh melanggar hukum. Jadi sasarannya adalah masyarakat sipil yang kebetulan bukan warga negara Indonesia. Jadi kita harus ekstra hati-hati. Karena mereka kan pasti pintar," ujar Andika.

Baca juga: Meski Dukung Ganjar, Andika Perkasa Akui Ada Kecocokan dengan Prabowo dan Anies

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com