Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Habibie soal Ujian Pilihan Ganda Bak Judi Porkas

Kompas.com - 11/08/2023, 21:03 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendiang Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie atau B.J. Habibie, pernah mengkritik sistem ujian dengan metode pilihan ganda atau multiple choice.

Kritik itu disampaikan Habibie ketika masih menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) pada masa pemerintahan Orde Baru.

Menurut pemberitaan surat kabar Kompas pada 30 Januari 1986, Habibie menilai ujian dengan soal pilihan ganda kurang cocok diterapkan buat pendidikan di Indonesia, terutama dalam ujian masuk sekolah dan perguruan tinggi.

Dia mengatakan, dalam ujian buat menentukan beasiswa pemerintah ke Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, hasilnya sangat mengecewakan.

Baca juga: Kesaksian Habibie tentang Detik-detik Soeharto Akhiri 32 Tahun Kekuasaan...

"Waktu dilakukan testing di ITB, hasilnya angka nol!" kata Habibie saat itu, saat menyampaikan ceramah ilmiah di Gelanggang Olahraga IKIP Padang.

Habibie mengatakan, dia tidak setuju dengan sistem ujian pilihan ganda. Sebab menurut dia hal itu mirip dengan permainan judi porkas atau sekadar untung-untungan.

"Anak-anak akan cenderung hanya coret-coret, mengejar waktu, dan mengandalkan keuntungan saja lulus dalam testing demikian," ujar Habibie.

Baca juga: Kejeniusan BJ Habibie Pimpin Masa Transisi ke Era Reformasi, Fahri Hamzah: Sempat Dicap Antek Orde Baru..


Menurut Habibie, hal paling penting dari sebuah ujian adalah kualitas, bukan kuantitas.

Berselang 2 tahun kemudian, Habibie kembali melontarkan kritik terhadap metode ujian dengan soal pilihan ganda.

Menurut surat kabar Kompas edisi 25 Juni 1988, Habibie menilai sistem pilihan ganda tidak mendidik murid berpikir dan tidak tuntas dlaam bekerja.

Dia mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari, kualitas suatu produk ditentukan oleh hal-hal yang rinci. Sebab segala sesuati tergantung dari berbagai komponen kecil.

Dengan membiasakan murid mengerjakan soal pilihan ganda, lanjut Habibie, maka tanpa disadari sama saja sedang mengajarkan siswa buat berpikir tidak tuntas.

Baca juga: Saat Ita Nadia Bersuara soal Pemerkosaan 1998: Habibie Percaya, Wiranto Naik Pitam

"Dalam praktik tidak ada dikatakan, 'Anda mau pilih sayap yang A, B, atau yang lain'," ujar Habibie dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR.

Saat itu Habibie juga berharap Komisi X DPR memperjuangkan supaya metode ujian dengan pilihan berganda dihapuskan.

Dia juga tidak sependapat dengan alasan metode itu dinilai tepat buat menyiasati kekurangan tenaga guru. Seharusnya, kata Habibie, guru berkorban buat murid dengan bekerja lebih keras, bukan malah membuat ujian pilihan berganda supaya memudahkan pekerjaannya.

Dari pengamatan Habibie, mahasiswa yang lolos dalam ujian beasiswa dan dikirim ke luar negeri rata-rata berasal dari sekolah yang menerapkan ujian pengayaan.

Baca juga: Kenang Awal Era Reformasi, Yusril Ungkap Rapat di Rumah yang Bikin BJ Habibie Tak Maju Lagi Jadi Presiden RI

Sedangkan mahasiswa yang kerap menghadapi ujian pilihan berganda kerap gagal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Nasional
Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Nasional
Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Nasional
Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celcius pada Puncak Haji

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celcius pada Puncak Haji

Nasional
Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Nasional
KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Nasional
Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Nasional
Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com