KOMPAS.com - Sidang Umum ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Inter Parliamentary Assembly (AIPA) Ke-44 yang berlangsung di Jakarta dari 5-10 Agustus 2023, telah menghasilkan beberapa resolusi serta keputusan.
Salah satu resolusi yang dihasilkan adalah membentuk tim monitoring guna mencapai perdamaian terkait konflik di Myanmar.
Resolusi tentang Myanmar itu dihasilkan Komite Bidang Politik AIPA. Komite ini sendiri menghasilkan enam resolusi, dengan dua di antaranya merupakan usul dari Indonesia. Apa sajakah itu?
Pertama adalah Resolusi Menjaga Perdamaian, Keamanan, dan Stabilitas Kawasan melalui Dialog dan Kolaborasi (Resolution on Maintaining Regional Peace, Security and Stability through Dialogue and Collaboration).
Kedua, Resolusi Kerja Sama Parlemen dalam Berkontribusi pada Perdamaian Jangka Panjang di Myanmar (Resolution on Parliamentary Cooperation in Contributing to Long-lasting Peace in Myanmar).
Baca juga: Fadli Zon: Parlemen ASEAN Akan Bantu Penyelesaian Konflik di Myanmar
“Soal Myanmar kami akan membentuk satu badan atau satu komite, mungkin komite ad-hoc untuk memonitor pelaksanaan five point consensus dari sisi parlemen,” kata Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Fadli Zon, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (11/8/2023).
Menurut Fadli Zon, tim tersebut juga akan membantu memantau pelaksanaan Konsensus 5 Poin penyelesaian konflik di Myanmar yang telah disepakati negara-negara Asia Tenggara.
Fadli menambahkan, Komite Politik AIPA juga berencana mengunjungi Myanmar dalam rangka untuk melihat langsung kondisi masyarakat di sana.
“Semacam special envoy (utusan khusus) dari Parlemen,” jelas Fadli Zon.
Fadli Zon mengatakan, rencana utusan khusus itu seperti task force konflik Rusia-Ukraina yang dihasilkan dalam Sidang Umum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Indonesia pada 2022.
Forum parlemen dunia tersebut mengirim perwakilan ke Rusia dan Ukraina untuk memantau kondisi masyarakat kedua negara yang terdampak perang sekaligus mendorong perdamaian lewat Diplomasi Parlemen.
Fadli Zon sendiri menjadi perwakilan dari parlemen Asia Pasifik dalam Task Force IPU yang mengunjungi Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Jokowi: Upaya ASEAN untuk Bantu Myanmar Terus Dilakukan
Menurutnya, task force ini melihat langsung wilayah Bucha dan Irpin, kota kecil di utara Kiev yang terdampak perang cukup parah karena bangunan tempat tinggal, pusat bisnis, dan sejumlah fasilitas publik mengalami kerusahan.
Tak hanya itu, Task Force IPU pun turut menggelar dialog dengan Ketua Parlemen Ukraina.
"Saya bagian 1 dari 8 orang yang ke sana. Setiap wilayah geopolitik ada satu perwakilan, saya mewakili Asia Pasifik. Ada 8 orang seluruh dunia, kami datang juga ke Kiev dan juga ke Moskow," tutur Fadli.