Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Pastikan Waktu Tempuh LRT Jabodebek Tetap 43 Menit meski Melambat Saat Menikung di Kuningan

Kompas.com - 03/08/2023, 15:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai, tidak ada masalah bila kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek melaju lebih lambat saat berbelok di jembatan rel atau long span Kuningan, Jakarta, Selatan.

Menurut Budi, yang terpenting, LRT Jabodebek tetap dapat menempuh waktu sekitar 43 menit dalam perjalanan dari Harjamukti menuju Dukuh Atas sejauh 24 kilometer.

"Jadi kalau nanti kita 43 menit, ya 43 menit, enggak boleh goyang. Mau di situ 20 km per jam, 40 km per jam, harus dikompensasi pada jarak-jarak yang lain ya," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Ridwan Kamil Usul Bangun BRT, LRT, dan Cable Car di Bandung Raya

Budi menjelaskan, pemerintah terus melakukan perbaikan agar kereta bisa melaju lebih cepat saat berbelok di long span Kuningan.

Wakil Menteri BUMN Kartiko Wiroatmodjo sebelumnya menyebut kereta LRT hanya bisa berjalan dengan kecepatan 20 km per jam saat melintasi longspan Kuningan.

Budi mengaku tidak tahu pasti berapa kecepatan kereta saat melintas di longspan Kuningan saat ini.

Namun, ia menyebut LRT Jabodebek tetap bakal berdampak karena mempersingkat waktu tempuh dari Harjamukti ke Dukuh Atas.

Baca juga: Jokowi Tegaskan Jalur LRT Akan Berlanjut hingga Bogor

"Bayangin sekarang dari Cibubur ke Jakarta itu 1,5 jam, nanti jadi 40 menit, luar biasa," kata Budi.

Sebelumnya, Kartika mengungkapkan bahwa ada kesalahan desain pada bagian jembatan rel atau longspan LRT Jabodebek di Kuningan.

Akibatnya, kecepatan kereta LRT Jabodebek harus melambat saat melewati tikungan tersebut.

"Kalau lihat longspan dari Gatot Subroto ke Kuningan kan ada jembatan besar, itu sebenarnya salah desain, karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, tapi dia enggak ngetes sudut kemiringan keretanya," ungkap Tiko, sapaan akrabnya, dalam acara "InJourney Talks", Selasa (1/8/2023).

Baca juga: Soal Salah Desain LRT, Jokowi: Dimaklumi, tapi Harus Tetap Diperbaiki

Menurut Tiko, tikungan tersebut kurang lebar sehingga kecepatannya melambat. Dia bilang, jika tingkungan jembatan itu digarap melebar maka kereta LRT Jabodebek bisa tetap melaju dengan kencang.

"Jadi sekarang kalau belok harus pelan sekali, karena harusnya itu lebih lebar tikungannya. Kalau tikungannya lebih lebar, dia bisa belok sambil speed up. Tapi karena tikungannya sekarang sudah telanjur dibikin sempit, mau enggak mau keretanya harus jalan hanya 20 km per jam, pelan banget," papar Tiko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com