Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan Masalah, Operasional LRT Jabodebek Bisa Mundur dari Jadwal

Kompas.com - 03/08/2023, 12:14 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa operasional LRT Jabodebek bagi publik dapat mundur dari 18 Agusutus 2023 imbas ditemukannya sejumlah masalah di proyek tersebut.

Budi menyatakan, Presiden Joko Widodo telah berpesan agar LRT Jabodebek baru resmi beroperasi setelah uji cobanya berhasil.

"Kami tadi minta saran Pak Presiden, Pak Presiden sangat bijak, pokoknya kalian melakukan uji coba. Pada saat uji coba berhasil, kita buka," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Ingatkan soal Keselamatan, Jokowi: Tak Usah Tergesa-gesa LRT Dioperasikan

Oleh karena itu, Budi menyebutkan bahwa ada kemungkinan operasional LRT Jabodebek mundur karena menunggu selesainya masa uji coba.

"Bisa jadi menjadi 20 Agustus, atau 30 Agustus," ujar Budi.

Ia mengatakan, saat ini sudah ada tim dari Siemens yang memeriksa kesiapan operasi LRT Jabodebek secara detail mulai dari 1 Agustus-30 Agusuts 2023.

Budi pun mengingatkan pentingnya uji coba ini karena setelah resmi dimulai, operasional kereta LRT tidak bisa dihentikan.

"Lebih baik kita konservatif," ujar dia.

Ia menuturkan, tes yang dilakukan pun bukan hanya untuk memastika semua rangkaian kereta bisa berjalan, tetapi juga dapat berjalan dengan beban maksimum dan headway 3 menit sekali.

"Nah ini kan memang suatu proses yang tidak mudah dan insya Allah dalam dua minggu ini improvement itu banyak sekali," kata Budi.

Baca juga: Jokowi: Saya Sudah 3 Kali Coba Naik LRT, Nyaman

Untuk diketahui, LRT Jabodebek awalnya direncanakan bakal mulai beroperasi pada 18 Agustus 2023.

Namun, kurang dari sebulan jelang peresmian, proyek LRT Jabodebek disebut mengalami salah desain pada bagian jembatan rel atau long span di Kuningan, Jakarta Selatan.

Hal ini yang membuat kecepatan kereta LRT Jabodebek melambat saat melewat tikungan tersebut.

"Kalau lihat long span dari Gatot Subroto ke Kuningan kan ada jembatan besar, itu sebenarnya salah desain, karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, tapi dia enggak ngetes sudut kemiringan keretanya," ungkap Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam acara "InJourney Talks", Selasa (1/8/2023).

LRT Jabodetabek yang dinaiki oleh Presiden Joko Widodo bersama para menteri, influencer dan wartawan dari Stasiun Harjamukti di Depok ke Stasiun Dukuh Atas di Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2023).KOMPAS.com/Dian Erika LRT Jabodetabek yang dinaiki oleh Presiden Joko Widodo bersama para menteri, influencer dan wartawan dari Stasiun Harjamukti di Depok ke Stasiun Dukuh Atas di Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2023).

Menurutnya, tingkungan tersebut kurang lebar sehingga kecepatannya melambat. Dia bilang, jika tingkungan jembatan itu digarap melebar maka kereta LRT Jabodebek bisa tetap melaju dengan kencang.

"Jadi sekarang kalau belok harus pelan sekali, karena harusnya itu lebih lebar tikungannya. Kalau tikungannya lebih lebar, dia bisa belok sambil speed up. Tapi karena tikungannya sekarang sudah terlanjur dibikin sempit, mau enggak mau keretanya harus jalan hanya 20 km per jam, pelan banget," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com