Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud Sebut Cuaca dan Medan Jadi Kendala Pengiriman Bantuan ke Papua Tengah, Bukan KKB

Kompas.com - 03/08/2023, 14:29 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkapkan kendala pengiriman bantuan pemerintah ke dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, yang sedang mengalami kekeringan.

“Transportasi itu kalau dari Jakarta ke Papua itu mungkin mudah. Tapi ketika sudah masuk ke distrik tempat kejadian itu, memang tergantung pada cuaca. Cuacanya itu kadangkala berubah secara mendadak,” kata Mahfud dalam keterangannya, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Menko PMK: Pengiriman Bantuan ke Distrik Agandugume Papua Terkendala Cuaca Buruk

Sementara itu, pesawat yang bisa masuk ke daerah tersebut adalah pesawat kecil karena panjang landasan pacunya hanya 600 meter. Jenis pesawat yang bisa masuk antara lain pesawat Cessna, Pilatus Porter, dan Twin Otter.

“Begitu mendarat di distrik itu juga tidak mudah karena diantar lewat darat, ke kampung-kampung yang terjal,” kata Mahfud.

“Ada yang di ketinggian, ada yang di bawah, tidak seperti di Jawa di sana. Orangnya berpencar-pencar dan itu harus diantar, dipikul, digendong, dan sebagainya ke tempat terpencil,” tutur Menko Polhukam.

Mahfud memastikan, tidak ada gangguan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) dalam pengiriman bantuan itu.

“Jadi gangguan pengacau keamanan untuk ini, itu tidak ada,” ujar Mahfud.

Baca juga: Ungkap Kendala Distribusi Bantuan ke Papua Tengah, Wapres: Tak Ada Transportasi, Harus Dipanggul

Mahfud menyebutkan, pemerintah dan tokoh masyarakat sepakat untuk menjamin keamanan serta menjaga agar setiap bantuan yang mendarat bisa sampai dengan aman.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) Suharyanto menyebutkan, distribusi bantuan kepada warga terdampak tidak mudah karena masih ada gangguan dari KKB.

"Jadi untuk mendistribusikan logistik itu hanya ada dua jalan yaitu lewat pesawat udara dan lewat sepeda motor dan jaraknya itu berjam-jam lewat sepeda motor itu. Nah kadang-kadang pada saat pendistribusian logistik lewat udara ini diganggu oleh KKB sehingga itu juga yang menghambat," kata Suharyanto di Yogyakarta, Selasa (1/8/2023).

Enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Baca juga: Mentan: 6 Warga Papua Meninggal Bukan karena Kelaparan, melainkan Muntaber

Dari enam orang tersebut, satu orang di antaranya adalah anak-anak. Mereka meninggal setelah mengalami lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala.

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Sosial, ada 7.500 jiwa yang terdampak kekeringan. Imbasnya, mereka mengalami kelaparan lantaran gagal panen.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kementerian Sosial (Kemensos) Adrianus Alla mengatakan, kekeringan ini merupakan dampak el nino sejak awal Juni 2023.

"Fenomena hujan es yang terjadi pada awal Juni menyebabkan tanaman warga, yaitu umbi yang merupakan makanan pokok menjadi layu dan busuk. Setelah itu, tidak turun hujan sehingga tanaman warga mengalami kekeringan," kata Adrianus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com