Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Golkar Telat Tentukan Arah Koalisi, JK: Sangat Tergantung Penguasa, Ini Berbahaya

Kompas.com - 31/07/2023, 15:25 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla mengkritik sikap partainya yang terlalu lama menentukan koalisi untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baginya, partai beringin tak berani mengambil sikap mandiri dalam berpolitik.

“Golkarnya sendiri agak telat sebenarnya, mencari atau sangat tergantung kepada penguasa untuk menentukan koalisi-koalisinya,” ujar Kalla di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/7/2023).

Ia merasa persoalan itu juga terjadi hampir di semua partai politik (parpol).

Baca juga: Tolak Dorongan Munaslub, Jusuf Kalla Minta Golkar Bersatu

Baginya, situasi di mana parpol tersandera dengan kepentingan Istana merupakan ancaman bagi demokrasi.

“Ini secara demokratis ini berbahaya kalau begini. Partai sendiri tidak mandiri seperti itu. Nah apabila partai diganggu makin kacau politik ini,” sebut dia.

Kalla menuturkan saat ini kepentingan Golkar adalah mendorong ketua umumnya Airlangga Hartarto sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres).

Pilihannya pun hanya ke bakal calon presiden (bacapres) PDI-P Ganjar Pranowo atau bacapres Partai Gerindra Prabowo Subianto.

“Karena partai besar, dia (Golkar) mempunyai juga semacam kemampuan ataupun hak untuk meningkatkan suara nomor 1 (bacapres) apabila jadi wakil (presiden), gitu kan,” imbuh dia.

Baca juga: Jusuf Kalla Anggap Pemerintahan Jokowi Kian Mirip Era Soeharto

Sebelumnya, Kalla telah menyatakan tak sepakat dengan dorongan untuk mengadakan musyawarah nasional luar biasa (munaslub).

Alasannya, saat ini sudah semakin dekat dengan Pemilu 2024 dan Golkar mestinya bersatu untuk memenangkan kontestasi elektoral.

Adapun Golkar saat ini belum menentukan sikap apakah bakal merapat ke kubu Gerindra atau PDI-P.

Terbaru, Airlangga telah bertemu dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan sepakat untuk membentuk tim teknis untuk membahas kerja sama kedua partai politik (parpol).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com