JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno L. P. Marsudi mengatakan, Presiden Joko Widodo sempat menegaskan semua negara termasuk China harus menjaga perdamaian kawasan.
Penegasan disampaikan Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat China (RRC), Xi Jinping di Chengdu, China. Diketahui, Jokowi melakukan kunjungan ke Chengdu pada tanggal 27-28 Juli 2023.
Kunjungan dalam rangka memenuhi undangan Presiden Xi Jinping, bertepatan dengan 10 tahun Kemitraan Strategis Komprehensif RI-RRT.
"Di dalam pertemuan, kedua presiden membahas isu regional dan global. Bapak Presiden menegaskan semua negara termasuk RRT harus jaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan," kata Retno dalam keterangan pers secara daring, Jumat (28/7/2023).
Baca juga: Bertemu Xi Jinping, Jokowi Minta China Perlebar Akses Pasar Produk Indonesia
Dalam pertemuan yang sama, Jokowi juga menyampaikan bahwa rivalitas antara major powers harus dikelola agar tidak menimbulkan konflik yang merugikan kawasan.
Jokowi pun menyambut baik karena komunikasi antara China dan Amerika Serikat dimulai kembali.
"Beliau juga menyambut baik penyelesaian panduan percepatan negosiasi Code of Conduct (COC) di Laut Tiongkok Selatan," ucap Retno.
Sementara itu terkait ASEAN, Jokowi meminta dukungan china untuk mengimplementasi konkret ASEAN Outlook on the Indo-Pacific termasuk partisipasi BUMN dan sektor swasta China dalam ASEAN Indo-Pacific Forum yang diselenggarakan September mendatang di Jakarta.
Baca juga: Pertemuan Jokowi dan Xi Jinping Hasilkan Delapan Kesepakatan
Selain itu, Jokowi meminta RRT dapat memberikan dukungan atas kesuksesan pelaksanaan East Asia Summit yang akan dilakukan pada bulan September.
"Bapak Presiden juga mengajak RRT bekerja sama memperjuangkan kepentingan negara berkembang di bidang sustainable tropical forestry and climate action. Dan mengundang partisipasi RRT pada World Water Forum ke-10 di Bali pada tanggal 18-24 Mei 2024," ungkap Retno.
Setidaknya, ada tiga bidang kerja sama yang dibahas dalam pertemuan, yaitu perdagangan, kesehatan, dan investasi.
Di bidang perdagangan, Indonesia terus berupaya meningkatkan akses ekspor ke China. Sebab, China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dengan nilai perdagangan tahun lalu mencapai lebih dari 133 miliar dollar AS.
"Beberapa tahun terakhir neraca perdagangan Indonesia-China semakin seimbang, bahkan tahun ini Indonesia mulai surplus," ucap Retno.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi juga meminta akses pasar yang lebih banyak bagi produk-produk Indonesia di China.
Baca juga: Bertemu di Chengdu, Jokowi-Xi Jinping Bahas Kerja Sama Pembangunan IKN
Jokowi, kata Retno, menyambut baik beberapa hal yang telah terealisasi, seperti penandatanganan protokol impor, dalam hal ini impor China dari Indonesia, untuk tepung porang dan bubuk tabasheer.