Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Tak Undang Bakal Capres di Peringatan Harlah Ke-25 di Stadion Manahan Solo

Kompas.com - 21/07/2023, 20:29 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak akan mengundang bakal calon presiden (capres) dalam peringatan hari lahir (harlah) ke-25 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (23/7/2023) lusa.

"Kenapa? Ya karena capres PKB itu Gus Muhaimin (Iskandar, Ketum PKB), bukan yang lain," kata Ketua Fraksi PKB DPR RI, Cucun Syamsurijal, dikutip keterangan resmi PKB, Jumat (21/7/2023).

Namun, PKB memastikan akan mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke acara tersebut.

"Tapi memang tidak mengundang tokoh-tokoh yang mau nyapres," ujarnya.

Baca juga: PKB Ingin Peringatan Harlah di Solo Satukan Kekuatan untuk Pilpres 2024

Cucun mengatakan, PKB juga mengundang sejumlah tokoh nasional serta seluruh ketua umum partai politik (parpol), termasuk di antaranya Prabowo Subianto.

Ia menegaskan bahwa Prabowo diundang bukan sebagai tokoh yang ingin maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024, walaupun Menteri Pertahanan (Menhan) itu mendapatkan mandat dari partainya untuk maju sebagai RI 1.

"Kami juga undang tokoh-tokoh nasional, juga semua ketum parpol, termasuk Pak Prabowo juga kami undang. Beliau sahabat koalisi PKB dan sebagai Ketum Gerindra," kata Cucun.

Syukuran Hari Lahir (Harlah) ke-25 PKB di Stadion Manahan Solo, pada Minggu (23/7/2023), disebut juga akan menjadi momentum konsolidasi jelang Pemilu 2024.

“Kami akan menjadikan momentum syukuran Harlah yang dihadiri semua simpul PKB baik di jajaran syuro, tanfidziah hingga kader di akar rumput untuk menyatukan tekad bekerja lebih keras untuk sukses PKB, baik di Pilpres maupun Pileg,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB Hasanudin Wahid melalui keterangan resmi, Jumat (21/7/2023).

Baca juga: PKB Ogah Berandai-andai Erick Thohir Jadi Bakal Cawapres Prabowo, Ngotot Cak Imin Maju

Hasan mengatakan, PKB masih bertekad mengantarkan Muhaimin Iskandar ke kursi presiden.

Sementara itu, pada pemilihan legislatif (pileg), PKB mengincar 100 kursi di DPR RI, 500 kursi di DPRD Provinsi, dan 3.000 kursi di DPRD Kabupaten/Kota.

“Kejelasan target ini telah diikuti dengan implementasi kerja strategis dan taktis yang saat ini jika dipresentasekan telah mencapai 60 persen," kata Hasan.

"Maka sisa 40 persen akan kita genjot habis dengan penyatuan tekad dan kekuatan di momentum perayaan Harlah di Solo,” ujarnya lagi.

Ia mengaku optimistis target itu bisa dicapai karena elektabilitas PKB dalam berbagai jajak pendapat dari berbagai lembaga survei yang dianggap stabil.

Hasan juga mengklaim deklarasi dukungan untuk Muhaimin Iskandar terus bermunculan.

“Indikator positif ini perlu kita jaga salah satunya dengan terus memanaskan mesin partai. Jadi, kalau kemarin jalannya masih gigi empat, maka pasca syukuran Harlah nanti bisa ngegas jadi gigi lima,” kata Hasan.

Baca juga: PKB Gelar Harlah Ke-25 di Stadion Manahan Solo, Undang Jokowi, Ganjar, Gibran, dan Semua Ketum Parpol

Namun, ia mengakui PKB masih punya sejumlah pekerjaan rumah, seperti kelengkapan syarat pengajuan Muhaimin jadi presiden, kesolidan simpul-simpul struktur, relawan hingga simpatisan, serta sosialisasi program unggulan Muhaimin.

“Agenda-agenda tersebut menjadi pekerjaan rumah. Semoga setelah Harlah termasuk adanya kehadiran Presiden Jokowi menjadi bahan bakar bagi warga PKB untuk menuntaskannya,” ujar Hasan.

Untuk diketahui, syukuran Harlah ke-25 PKB diklaim bakal dihadiri sekitar 67.000 kader.

Baca juga: Gelar Harlah Ke-25 di Solo, PKB Tak Mau Suaranya Cuma Berpusat di Jawa Timur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com