JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bakal mempertimbangkan menggunakan konsultan politik berbasis kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) untuk Pemilu 2024.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menilai, ini lebih menguntungkan ketimbang menggunakan konsultan politik murah tetapi tanpa rekam jejak yang jelas.
"Kalau saya sih percaya pada big data ketimbang konsultan abal-abal yang enggak punya track record yang cuma karena misalnya dia dosen, atau misalnya dia dari media terus langsung mengklaim bahwa dia bisa jadi konsultan," kata Grace kepada wartawan dalam peluncuran platform "Pemilu AI", Kamis (20/7/2023).
"Konsultan-konsultan profesional, itu miliaran. Ada sih konsultan yang nawarin biaya yang lebih miring. Cuma itu tadi, dia baru muncul jadi konsultan. Jadi kita enggak tahu nih, kita bayar lebih murah, tapi dapatnya apa," kata dia.
Baca juga: PSI Ungkap Jasa Konsultan Politik Bisa Sentuh Miliaran Rupiah
Misalnya, platform Pemilu AI yang baru saja diluncurkan menawarkan paket konsultasi politik DPRD kabupaten/kota Rp 29 juta, caleg DPRD provinsi Rp 99 juta, DPR RI Rp 149 juta, dan DPD RI Rp 249 juta.
Dengan basis AI, platform ini diklaim akan membuat strategi pemenangan calon lebih hemat waktu, tenaga, dan dana, ketimbang meraba daerah pemilihan (dapil) dengan turun lapangan dan menyewa konsultan politik konvensional.
Platform ini dirancang untuk menganalisis big data, seperti data politik, data sosial ekonomi, data demografi, data profil persona caleg, hingga data media sosial dan media online dari daerah pemilihan.
Platform ini menghimpun data suara pemilu legislatif di tiap TPS pada pemilu-pemilu edisi sebelumnya hingga membaca isu di dapil yang ditargetkan berdasarkan pemberitaan.
Para caleg, ketika mendaftarkan diri, juga diminta agar mengisi selengkap dan sedetail mungkin data yang diperlukan, termasuk isu yang jadi perhatian dan visi-misinya agar platform dapat melakukan personalisasi lebih lanjut dan menentukan target pasar secara lebih presisi.
Baca juga: Cegah Konflik Jelang Pemilu, Mendagri: Media Massa dan Medsos Jangan Timbulkan Hoaks
Nantinya, berdasarkan data-data personalisasi tadi, platform ini sanggup memberi rekomendasi terkait pesan-pesan kampanye yang harus disampaikan kepada konstituen.
Algoritmanya juga diklaim bakal menentukan wilayah-wilayah prioritas untuk "digarap" agar potensi kemenangan caleg lebih besar.
Platform ini juga menyediakan jasa pembuatan naskah pidato, slogan, publikasi media sosial, dan rekomendasi penargetan khalayak di media sosial, seluruhnya berbasis AI.
Grace menganggap, analisis konsultan politik berbasis AI jauh lebih bisa diandalkan karena berbasis data.
Baca juga: Konsultan Politik Berbasis AI Diluncurkan, Bantu Caleg Kampanye Efisien dan Efektif
Sebab, pada Pemilu 2024, PSI menargetkan kursi di Senayan.
Sebelumnya, mereka gagal tembus DPR RI.