Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Menpan-RB Ingatkan Pentingnya Ubah Paradigma Administratif Jadi Dampak bagi Masyarakat

Kompas.com - 20/07/2023, 20:16 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas terus memastikan agar reformasi birokrasi berdampak dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.

Untuk mewujudkannya, ia meminta para bupati dan jajaran yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) agar melakukan perubahan cara pandang dalam upaya mencapai target masing-masing daerahnya.

"Untuk mendorong reformasi birokrasi berdampak, perlu perubahan paradigma dari orientasi input yang cenderung administratif, berubah menjadi orientasi outcome," ujar Anas saat menjadi narasumber dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XV Apkasi 2023, di Tangerang, Kamis (20/7/2023).

Biasanya, lanjut dia, orientasi input cenderung pada administratif dengan patokan kisaran anggaran yang telah dan akan dihabiskan.

Baca juga: 106 Komisioner Baru KPUD Jalani Orientasi di Rindam Jaya

Sementara itu, orientasi outcome lebih cenderung terhadap dampak kinerja nyata yang dihasilkan dan dirasakan masyarakat.

Menurut Anas, perlu dilakukan penyesuaian alokasi anggaran agar lebih memberikan dampak.

Dalam konsep money follow program, kata dia, besaran anggaran dialokasikan sesuai dengan program kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan.

Sementara itu, pada konsep program follow result, pemilihan program dan kegiatan harus sesuai dengan prioritas dan sasaran pembangunan.

"Upaya ini dilakukan karena tidak boleh ada satu rupiah pun anggaran instansi pemerintah yang tidak memiliki hasil atau manfaat bagi masyarakat. Dengan begitu, kinerja dan dampak program pembangunan dapat dirasakan," jelas Anas dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Kepala Dispertaru Jadi Tersangka Kasus Mafia Tanah, Pemda DIY Siapkan Plt

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya hingga 2022 telah melakukan penyelarasan antara perencanaan, penganggaran, dan kinerja di tingkat pemerintah daerah (pemda).

Strategi tersebut, kata Anas, telah menghasilkan efisiensi dan pencegahan potensi pemborosan anggaran sebesar Rp 121,9 triliun.

“Hal tersebut merupakan wujud efisiensi anggaran atas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),” imbuh mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah (LKPP) itu.

Lebih lanjut, mantan Bupati Banyuwangi itu mengatakan bahwa kinerja pegawai secara nasional telah mencapai 99,76 persen serta berpredikat Baik dan Sangat Baik.

Baca juga: Pastikan Kualitas Jalan, Bupati Banyuwangi Cek Pembangunan Jalur Lingkar Rogojampi-Gendoh

Namun, sebut Anas, persentase kinerja tersebut bertolak belakang dengan banyaknya pengaduan dari masyarakat, pelayanan publik yang buruk, disiplin pegawai, dan masalah-masalah lainnya.

Menurutnya, fenomena tersebut menandakan bahwa predikat kinerja pegawai belum selaras dengan capaian kinerja organisasi.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com