Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

32 Tahun Silam, Harunya Soeharto Injakkan Kaki di Tanah Suci...

Kompas.com - 29/06/2023, 05:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Soeharto begitu terharu ketika akhirnya menginjakkan kaki di Tanah Suci. Momen itu terjadi 32 tahun lalu, kisaran pertengahan tahun 1991.

Saat berbicara di hadapan jemaah haji asal Indonesia dalam acara jamuan makan di kediaman Konsul Jenderal RI di Jeddah Moeslim Sya'roni, 26 Juni 1991, Soeharto mengungkap bahwa dirinya sudah lama berniat melaksanakan ibadah haji.

Namun, keinginan itu terpaksa tertunda karena berbagai persoalan negara. Kala itu, Soeharto mengaku mendahulukan urusan pembangunan.

"Sebenarnya bagi saya sudah lama untuk memenuhi cita-cita atau keinginan untuk memenuhi kewajiban ibadah haji. Tapi karena saya pikir waktu itu keadaan dari negara kita masih memerlukan pemikiran dan tenaga untuk melaksanakan pembangunan, maka terpaksa saya tunda- tunda," kata Soeharto sebagaimana pemberitaan Harian Kompas, 17 Juni 1991.

Baca juga: 25 Tahun Reformasi, Cerita Tegang Wartawan Istana Siarkan Soeharto Mundur padahal Masih di Mesir

Soeharto bilang, dirinya tak ingin datang ke Tanah Suci sebagai kepala negara, melainkan seorang muslim.

"Karena itu saya menetapkan bahwa yang naik haji ini bukan presiden tetapi yang namanya Soeharto, seorang muslim, bersama-sama istri dan anak-anak yang mengikutinya," ujarnya.

Presiden kedua RI itu mengatakan, dirinya hanya bermodalkan niat ketika beribadah haji. Katanya, tanpa niat yang kuat, ibadahnya tak akan berjalan baik.

"Mudah-mudahan ibadah yang dilakukan itu karena niatnya berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan, akan lebih memberi kekuatan pada iman saya dan keluarga, serta saudara-saudara yang melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” tutur Soeharto.

Baca juga: Soeharto Pernah Diminta Pimpin Reformasi Tanpa Harus Lengser, tapi Ditolak Kalangan Mahasiswa

Kemah bersama

Soeharto dan rombongan tiba di Tanah Suci pada 16 Juni 1991. Saat itu, rombongan presiden yang berjumlah 28 orang termasuk Ibu Negara, Siti Hartinah alias Ibu Tien, disambut oleh Gubernur Mekkah, Amir Abdul Majid bin Abdul Azis, mewakili pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Kepala Bidang Urusan Haji Indonesia pada Konsulat Jenderal RI di Jeddah Maftuh Ikhsan kala itu menceritakan, Soeharto dan keluarga mulanya menginap di Royal Guest House yang disediakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

"Ini atas permintaan Raja Fahd, bahwa Presiden Soeharto adalah tamu beliau,” kata Maftuh.
Namun, ketika hendak melaksanakan wukuf di Arafah, Presiden kedua RI itu minta berkemah bersama jemaah haji asal Indonesia. Kisah ini disampaikan langsung oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) saat itu, Moerdiono.

“Pak Harto akan alma wukuf bersama jemaah haji Indonesia lainnya,” demikian dituliskan Harian Kompas.

Makan malam bersama raja

Soeharto juga mendapat undangan khusus dari Raja Arab Saudi ketika itu, Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud, untuk makam malam bersama. Kedua pimpinan negara makan malam di Istana Al Salam, Jeddah, 25 Juni 1991.

Dalam jamuan kehormatan ini, presiden didampingi Mensesneg Moerdiono, Pangab Jenderal Try Sutrisno, Menteri Agama Munawir Sjadzali, dan Dubes RI untuk Arab Saudi E Soekasah Somawidjaja.

Sementara, pejabat tinggi Kerajaan Arab Saudi yang hadir kala itu antara lain Putra Mahkota yang juga Wakil Perdana Menteri dan Kepala Pengawal Nasional Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud, Menteri Luar Negeri Pangeran Saud Al-Faisal, Gubernur Mekkah, Pangeran Abdul Majid bin Abdul Aziz, serta sejumlah pejabat tinggi lainnya.

Tepat sehari setelah makan malam itu, Soeharto dan rombongan bertolak kembali ke Tanah Air. Rombongan presiden tiba di Jakarta pada 27 Juni 1991.

Harunya Pak Harto

Setibanya di Tanah Air, Mensesneg Moerdiono mewakili Soeharto dan keluarga menyampaikan terima kasih ke masyarakat Indonesia. Mensesneg mengatakan, Soeharto merasa haru karena jemaah haji Indonesia di Tanah Suci ikut menjaga kelancaran ibadah presiden.

Atas dukungan jemaah Indonesia, kata Moerdiono, Soeharto dan rombongan dapat melaksanakan tawaf dengan lancar. Di Mina ketika hendak lempar jumrah, jemaah haji Indonesia ikut membuka jalan agar orang nomor satu di RI itu dapat mendekati tempat pelemparan jumrah.

"Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dari Bapak Presiden kepada masyarakat Indonesia atas segala doa yang diberikan, sehingga Pak Harto, Bu Harto beserta keluarga dan rombongan yang lainnya dapat menunaikan ibadah haji sebaik-baiknya, se-khusuk-khusuknya dan tiba kembali di Tanah Air dengan selamat," kata Moerdiono.

Baca juga: 25 Tahun Reformasi: Soeharto Lengser, Habibie Jadi Presiden hingga Isu Kudeta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com