Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril Kenang Detik-detik Soeharto Mundur, Orde Baru Runtuh, Berganti Era Reformasi

Kompas.com - 20/05/2023, 15:07 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang petang, suasana rumah Presiden kedua RI, Soeharto, di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat pada 20 Mei 1998, riuh sedang.

Wakil Presiden ke-4 RI Umar Wirahadikusumah, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, dan Wakil Presiden pada saat itu, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie terlibat pembicaraan di dalam sebuah rapat bersama Soeharto.

Mereka berdiskusi mengenai rencana yang akan dilaksanakan pada keesokan harinya, 21 Mei 1998 atau bertepatan dengan runtuhnya Orde Baru.

Yusril Ihza Mahendra yang pada saat itu menjabat sebagai staf Sekretariat Negara sekaligus penusil pidato Soeharto, juga berada di dalam rumah tersebut.

Baca juga: Jakarta Membara dalam Kerusuhan 25 Tahun Lalu: Massa Mengamuk, Mobil Dibakar, dan Bangunan Dijarah

Tak berselang lama, Yusril memilih meninggalkan rumah cendana untuk pergi ke Jalan Pekalongan, Menteng, Jakarta Pusat. Tempat yang dituju adalah kediaman Malik Fadjar, Menteri Agama periode 1998-1999.

Di tempat tersebut, Yusril bertemu dengan Menteri Negara Perumahan rakyat dan Permukiman, Akbar Tanjung. Kepada Yusril, politikus senior Partai Golkar itu mengungkapkan bahwa para menteri Kabinet Pembangunan VII, kabinet terakhir Orba, akan mengundurkan diri.

“Ternyata benar, dibuka bajunya Akbar Tanjung, ada surat yang isinya rapat dipimpin Pak Ginandjar (Kartasasmita), dan benar ada menteri yang mundur,” ujar Yusril dalam wawancaranya bersama Kompas.com, Senin (15/5/2023).

Ginandjar Kartasasmita merupakan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.

Baca juga: 25 Tahun yang Lalu, 6 Mahasiswa Trisakti Tewas Ditembak

Ia pun bergegas kembali ke Jalan Cendana untuk menghadap Soeharto.

Informasi yang ia terima dari Akbar Tandjung langsung disampaikan kepada orang nomor satu di negeri itu.

Soeharto terdiam. Pria paruh baya yang pada saat itu berusia 76 tahun tersebut merenung.

“(Pukul) 09.30 WIB saya menghadap Soeharto, saya ngobrol panjang dengan Pak Harto dan ia merenung, jika menteri mundur maka beliau juga,” ujar Yusril.

Sudah lama ingin mundur

Yusril menyebutkan, Soeharto sebenarnya sudah memiliki keinginan untuk mundur sebelumnya. Itu terjadi pada akhir 1997.

Suatu hari, Panglima Angkatan Bersenjata RI saat itu, Jenderal TNI Feisal Tanjung, menghadap Soeharto dengan didampingi Yusril.

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra saat ditemui di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (16/3/2023). KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra saat ditemui di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (16/3/2023).

“Akhirnya beliau (Soeharto) mengatakan ‘lebih baik saya cukup sampai di sini’. Saya katakan, ‘ya Pak, ini waktu yang paling tepat buat Bapak’,” kata Yusril.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com