Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Jadi Cawapres, Yenny Wahid atau Khofifah Bisa Tepis Citra Kedekatan Anies dengan Kelompok Konservatif

Kompas.com - 27/06/2023, 09:55 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan, sosok Yenny Wahid dan Khofifah Indar Parawansa sama-sama berpeluang menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Pemilu 2024 Anies Baswedan.

Sebagai figur yang dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU), sosok Yenny dan Khofifah bisa menjadi penyeimbang buat Anies yang kerap dicitrakan dekat dengan kelompok konservatif.

“Yenny dan Khofifah bisa merepresentasikan elemen kekuatan Nahdlatul Ulama (NU) yang mewakili karakter Islam moderat dan nasionalisme-religius, yang bisa dimanfaatkan Anies untuk menepis tudingan kedekatan dengan Islam konservatif,” kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (27/6/2023).

Baca juga: Anies di Antara Yenny Wahid dan Khofifah, Siapa Dipilih Jadi Cawapres?

Selain itu, kata Umam, baik Yenny maupun Khofifah sama-sama mewakili kekuatan politik perempuan. Hal ini diyakini mampu memperluas jangkauan pemilih.

Apalagi, sosok calon pemimpin perempuan tampaknya tak masuk radar cawapres dua bakal capres pesaing Anies, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Namun demikian, menurut Umam, wacana menjodohkan Yenny maupun Khofifah sebagai cawapres Anies memiliki sejumlah tantangan. Pertama, basis dukungan partai.

Seperti diketahui, rencana pencapresan Anies didukung oleh tiga partai politik yang tergabung dalam Koalisi Perubahan yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Baca juga: Soal Cawapres Anies, Nasdem Minta Tak Ada Pihak yang Membenturkan AHY dan Yenny Wahid

Demokrat dan PKS sebelumnya telah mengusulkan nama cawapres yang tak lain merupakan kader partai masing-masing. Sementara, Yenny dan Khofifah bukan kader dua partai tersebut ataupun kader Nasdem.

“Sedangkan kuota pengusulan Nasdem sudah diserahkan dengan penunjukkan Anies sebagai capres yang merepresentasikan wajah Nasdem,” ujar Umam.

Persoalan lainnya, elektabilitas Yenny dan Khofifah yang masih terbatas. Tingkat elektoral keduanya di klasemen cawapres berada di papan bawah.

“Sehingga, mencawapreskan Yenny dan Khofifah untuk mendampingi Anies kemungkinan basis dukungannya akan optimal di Jawa Timur saja, namun melemah di provinsi-provinsi yang lain, terutama di luar Jawa,” tuturnya.

Umam meyakini, bakal cawapres yang kelak dipilih Anies ialah sosok yang memenuhi syarat yang telah disepakati Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Namun, selama Anies belum mendeklarasikan calon pendampingnya, maka, baik Yenny Wahid, Khofifah, atau nama lain punya peluang yang sama buat jadi calon RI-2.

“Menilik dokumen piagam yang dimiliki Koalisi Perubahan, Anies menetapkan beberapa syarat bagi cawapres yang akan mendampinginya, mulai dari kontribusi pemenangan yang ditunjukkan melalui tingkat elektabilitas, rendahnya kerentanan, dukungan soliditas koalisi yang direpresentasikan dalam kekuatan jaringan partai politik, termasuk tentunya aspek ideologis, jaringan non-partai politik, logistik dan lainnya,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Baca juga: Nasdem Nilai Yenny Wahid Bakal Tambah Dukungan Suara untuk Anies

Sebagaimana diketahui, nama bakal cawapres pendamping Anies Baswedan sampai saat ini belum diumumkan. Katanya, sosok calon RI-2 itu bakal diumumkan sepulang Anies beribadah haji. Adapun Anies bertolak ke Tanah Suci sejak 22 Juni 2023 kemarin.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com