Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman PPP Keluar dari KIB Setelah Pertemuan dengan Jokowi

Kompas.com - 05/05/2023, 05:56 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) semakin menunjukkan kepercayaan diri untuk melepaskan diri dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Melalui juru bicaranya, Achmad Baidowi, PPP teguh menunjukkan sikap bahwa partai politik (parpol) yang tak ikut mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) tak bisa berkoalisi lagi dengan partai berlambang kabah itu.

Baca juga: Lobi dengan PDI-P Alot, Koalisi Besar Lirik Prabowo, Tinggalkan Ganjar?

Menurutnya, keberlangsungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang saat ini dihuni oleh PPP, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Golkar hanya terwujud jika mencapai konsensus pengusungan bakal capres, yakni Ganjar.

“KIB bisa berlanjut kalau sama-sama capresnya Ganjar. Kalau ternyata capresnya berbeda, gimana mau lanjut?” ujar Awiek pada Kompas.com, Kamis (4/5/2023).

Lebih lanjut, ia tak mempersoalkan jika KIB harus bubar jalan. Sebab, saat ini PPP juga sudah membangun kerja sama politik dengan PDI-P.

“Kalau ada perbedaan, ya di kita juga baik-baik saja,” katanya.

PPP berubah sikap setelah bertemu Jokowi

Perubahan sikap yang ditunjukan PPP itu terjadi setelah Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Muhamad Mardiono menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis sore.

Baca juga: PPP Ke Koalisi Besar: Kalau Tidak Ke Ganjar, Ya Tidak Koalisi dengan Kami

Dalam pertemuan tersebut Mardiono mengaku mendapatkan pesan dari Jokowi bahwa mantan Wali Kota Solo itu ingin PPP bisa naik tangga.

Menurut pandangannya, kata “naik tangga” yang dilontarkan Jokowi merupakan sebuah sinyal bahwa PPP bisa memperoleh jatah mengusulkan calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar.

“Tadi Bapak Presiden juga sempat menyampaikan agar terus berjuang, PPP yang sudah berusia 50 tahun itu tentu saatnya lah momentum tahun 2024 ini, di usia yang 50 tahun nanti, harus naik pada anak tangga sehingga mendapat lompatan-lompatan ke depan," sebut Mardiono.

Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan PPP selalu menyatakan masih menjadi bagian dari KIB. Hal itu juga dilontarkan saat Mardiono bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto serta Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Kompleks Kementerian, Widya Chandra, Jakarta Selatan, 28 April 2023.

“Kalau ada orang mengatakan ini KIB bubar, enggak, enggak bubar. Manakala nanti pilihannya sama, itu nanti jadi koalisi KIB, potensi plus ini yang disampaikan Pak Ketua Umum Golkar,” ucap dia kala itu.

Baca juga: Tiga Ketum Sampaikan KIB Masih Solid meski PPP Usung Ganjar Jadi Capres

PPP dapat sinyal positif dari PDI-P

Keputusan PPP turut mengusung Ganjar sebagai jagoannya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nyatanya mendapatkan sambutan positif dari PDI-P.

Sinyal tersebut nampak dalam pertemuan kedua parpol tersebut di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, 30 April 2023.

Saat itu elite PPP diterima langsung oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan jajaran elite partai banteng tersebut.

Baca juga: Jokowi Disebut Berterima Kasih ke PPP karena Pengusungan Ganjar Tak Timbulkan Friksi

Bahkan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan PPP merupakan saudara tua. Maka sudah selayaknya pintu kerja sama dibuka.

“Jadi PPP ini saudara tua kita, 5 hari kebih tua dari PDI-P. Karena itu dengan seizin Bu Megawati, pertemuan untuk mengukuhkan kerja sama partai politik dalam rangka menguatkan sistem presidensial ini, mohon izin untuk dibuka," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com