Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai-partai Diprediksi Berdebat Alot jika Prabowo Jadi Cawapres Ganjar

Kompas.com - 27/04/2023, 06:37 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana menilai, partai-partai politik akan berdebat alot seandainya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diproyeksikan menjadi calon wakil presiden mendampingi kader PDI-P Ganjar Pranowo pada 2024.

Terlebih, Prabowo sebelumnya mulai mewacanakan Koalisi Besar bersama PKB, PAN, PPP, dan Partai Golkar.

"Apakah itu yang mau dicapai? Apakah para elite partai lain bisa berkompromi?" ujar Aditya ketika dihubungi pada Rabu (26/4/2023).

"Golkar pasti mau Airlangga Hartarto (untuk dipasangkan dengan Ganjar jika berkoalisi). PKB mau Muhaimin. PPP mungkin maunya Sandiaga," ujar dia.

Baca juga: Saat Prabowo Kunjungi Para Seniornya di TNI dalam Satu Hari...

Eks Direktur Pusat Kajian Politik UI ini menilai, situasi ini akan menjadi tantangan tersendiri yang rumit dipecahkan karena berkaitan dengan kepentingan lintas parpol yang sama-sama besar.

Padahal, duet Ganjar-Prabowo pada Pilpres 2024 diperkirakan bakal menjadi duet maut.

Lawan mereka yang dimotori Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS yang kemungkinan mengusung Anies Baswedan diprediksi bakal mudah ditaklukkan.

"Kalau misalkan mau Prabowo peluang menangnya besar, gabung dengan PDI-P dan Ganjar. Kemungkinan dia bisa menang mudah dalam 1 putaran," ujar Aditya menyinggung riwayat Prabowo yang selalu keok di Pilpres.

"Ganjar-Prabowo melawan, katakanlah, Anies-AHY, itu mudah sekali kemenangannya. Banyak lembaga survei yang sudah melakukan simulasi, itu mudah sekali," kata dia.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ingin menduetkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Baca juga: Beda dengan Prabowo, Ganjar Dinilai Bisa Kuat jika Internal Partai Solid Mendukungnya

Menurut Djayadi, upaya Jokowi terlihat selama 5 bulan terakhir dengan seolah meng-endorse Prabowo melalui keakraban keduanya dalam komunikasi yang intens saat pertemuan-pertemuan terakhir.

"Karena posisi Ganjar sudah jelas sebagai capres dan didukung juga oleh Jokowi, maka dukungan Jokowi terhadap Prabowo menurut saya adalah upaya untuk mengajak Prabowo jadi pasangan Ganjar sebagai cawapres," ujar Djayadi, Minggu (23/4/2023).

Sementara itu, Prabowo sendiri menegaskan dirinya telah mendapat amanat dari Gerindra untuk bertarung sebagai calon presiden.

Hal itu disampaikan Prabowo setelah namanya turut disinggung oleh Jokowi sebagai salah satu politikus yang dianggap cocok berduet dengan Ganjar.

"Kan beliau sudah dicalonkan sebagai presiden. Partai saya mencalonkan saya sebagai presiden juga," kata Menteri Pertahanan itu kepada di Solo, Sabtu (22/4/2023).

"Dan partai saya agak kuat juga sekarang," kata dia berseloroh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Nasional
Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Nasional
Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Nasional
Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Nasional
Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Nasional
Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com