Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Tanggung Biaya MCU, BPJS Kesehatan: Tidak Masuk Risiko

Kompas.com - 06/04/2023, 19:19 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti buka suara terkait alasan biaya medical check up (MCU) tidak ditanggung.

Ali Ghufron mengatakan, MCU tidak masuk dalam kategori risiko yang ditanggung BPJS Kesehatan, mengingat pemeriksaan ini menyasar seluruh kalangan baik orang yang sakit maupun orang yang sehat.

Sedangkan, menurutnya, BPJS bergerak berbasis pada gotong royong saling menolong.

Pernyataan Ghufron untuk menanggapi pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang menyebut gagal melobi BPJS untuk menanggung MCU karena takut tekor.

"Kalau MCU tidak masuk di dalam hitungan. (Alasannya karena) Satu, tidak masuk risiko. Yang dijamin itu kan yang berisiko seperti sakit, itu risiko sakit," kata Ali Ghufron Mukti dalam konferensi pers di kantor pusat BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2023).

Baca juga: BPJS Kesehatan Tetap Beroperasi Selama Libur Lebaran, Simak Jadwalnya...

Ghufron mengungkapkan, biaya yang dikeluarkan untuk MCU berbeda jauh dengan iuran yang dibayar oleh peserta.

Untuk satu kali pemeriksaan MCU yang sederhana, biaya yang dikeluarkan berkisar Rp 400.000-Rp 500.000.

Sedangkan iuran yang dibayar peserta bervariasi, ada yang Rp 35.000 per bulan.

"Itu (biaya Rp 400.000-Rp 500.000) termasuk murah, termasuk parameternya sederhana. Mungkin periksa hati, periksa jantung, periksa sederhana itu Rp 400.000," ujar Ghufron.

"Kalau semua orang iurannya Rp 35.000, bisa enggak ngitung Anda? Iuran Rp 35.000, periksanya semua orang loh ya ini," katanya lagi.

Baca juga: Polusi Udara Sumbang 15-30 Persen Penyakit Respirasi, Bebankan BPJS hingga Triliunan Rupiah

BPJS, kata Ghufron, sudah memfasilitasi screening. Berbeda dengan MCU, screening bertujuan untuk memisahkan peserta yang berisiko dan peserta yang tidak berisiko.

Pemisahan itu dilakukan dengan mengisi formulir atau wawancara menggunakan mobile JKN, CHIKA, website BPJS dan lain-lain. Peserta yang berisiko lalu dikategorikan langsung dengan kategori ringan, sedang, dan tinggi.

Nantinya, orang-orang yang berisiko tersebut baru melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Nanti yang berisiko tinggi itu kita periksa. Jadi beda (dengan) MCU tadi. Contoh, dia pola makannya ini pola makan cenderung orang kena diabetes melitus (DM), maka kita periksa. Kalau dia risiko tinggi, kita anjurkan untuk periksa. Jadi tidak semua orang sehat diperiksa gula darah, enggak gitu," ujarnya.

Lebih lanjut, Ghufron mengatakan, BPJS Kesehatan sudah menganggarkan biaya untuk screening hampir Rp 9 triliun pada tahun 2023.

Saat ini, ada 6 kategori screening yang bisa dilakukan, antara lain screening untuk hipertensi; screening kanker serviks; dan screening kanker payudara.

"Itu nanti secara bertahap kami tambah sampai 14 jenis screening, gitu," kata Ghufron.

Baca juga: BPJS Buka Posko Mudik Lebaran, Masyarakat Bisa Pijat dan Cek Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com