JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah partai politik bereaksi atas sindiran yang dilontarkan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra bahwa hanya dua partai politik yang di dasarkan ideologi di Indonesia, yakni PBB dan PDI-P.
Pernyataan itu disampaikan Yusril setelah memberi keterangan sebagai pihak terkait dalam sidang lanjutan uji materi sistem pemilu proporsional terbuka yang berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (8/3/2023).
Mulanya, ia menuturkan alasan mendukung sistem pemilu proporsional tertutup, yakni karena pemilu harus diikuti oleh partai politik sebagai katalisator dari pemikiran pemilih yang majemuk.
Baca juga: Yusril: Partai Ideologis Hanya PDI-P dan PBB, Sisanya Pragmatis
Orang-orang yang berpikiran sama, diasumsikan membentuk partai politik tertentu berdasarkan pikiran itu.
"Sementara partai ideologis ini kan cuma tinggal dua, PDI-P sama PBB. Yang lain-lain kan partai pragmatis semua, bukan partai ideologis. Tidak ada akar ideologisnya," ujar Yusril kepada wartawan, Rabu.
Adapun pernyataan Yusril merujuk pada dukungan delapan partai politik parlemen terhadap sistem pemilu terbuka.
Di parlemen, hanya PDI-P yang ingin sistem pemilu proporsional tertutup.
Pernyataan Yusril ini memantik reaksi partai lain. Mereka mendukung, dan ada pula yang menampik anggapan tersebut.
Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menilai, partainya tak seperti yang disampaikan Yusril soal partai ideologis.
Menurut dia, Golkar selalu menekankan ideologi kepada seluruh kadernya dalam prinsip berpartai.
"Mungkin ada banyak hal mengenai Golkar yang Prof Yusril tidak pahami sehingga cepat mengambil kesimpulan seperti tersebut," kata Dave saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/3/2023).
Baca juga: Yusril Sebut Hanya PBB dan PDI-P Partai Ideologis, Golkar: Terlalu Cepat Ambil Kesimpulan
Dave menjelaskan, partainya bahkan memiliki Golkar Institute yang digunakan mendidik para kader partai.
Dari pendidikan itu, para kader akan belajar dan dipupuk soal ideologi Partai Golkar, sebelum mereka akhirnya terjun ke masyarakat lewat pemilihan baik kepala daerah maupun skala nasional.
"(Golkar) selalu mendidik tentang paham dan ideologi partai agar (kader) selalu segaris dengan kebijakan partai," ucap dia.
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menilai semua partai politik di Indonesia justru perpaduan antara ideologis dan pragmatis.