Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencapresan Anies Dinilai Serba Tanggung, Suarakan Perubahan tapi Hendak Lanjutkan Program Jokowi

Kompas.com - 17/12/2022, 12:41 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden dari Partai Nasdem terkesan serba tanggung.

Di satu sisi, Nasdem menghendaki Anies untuk melanjutkan program-program Presiden Jokowi jika terpilih sebagai presiden 2024.

Di sisi lain, partai pimpinan Surya Paloh itu punya rencana berkoalisi dengan Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dua partai oposisi yang kerap tak sejalan dengan program dan kebijakan pemerintah. Ketiga partai juga menggembar-gemborkan Koalisi Perubahan.

"Kan Nasdem selalu bilang Anies akan menang, melanjutkan program-program Jokowi, di mana letak perubahannya?" kata Adi kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).

Baca juga: Survei Poltracking: Anies-Ganjar Relatif Imbang di Pulau Jawa

Memang, pascadeklarasi pencapresan, Anies sangat giat bersafari politik. Namun, kata Adi, narasi politik yang disampaikannya dalam setiap roadshow itu-itu saja.

Sebagai figur yang lekat dengan citra oposisi, Anies hampir tidak pernah menentang atau mengkritisi kebijakan presiden secara terbuka. Padahal, basis massa Anies datang dari kalangan kontra Jokowi.

Jika narasi yang sama itu terus diulang-ulang, menurut Adi, masyarakat akan segera bosan dengan figur Anies Baswedan.

"Semuanya serba nanggung. Orang juga bosan. Mana nih poros perubahan? Mana antitesa Jokowi? Antitesa Jokowi kok tidak mau dihadap-hadapkan dengan Jokowi," ujarnya.

Adi pun menganggap, naiknya elektabilitas Anies menurut survei berbagai lembaga merupakan imbas deklarasi pencapresannya yang diumumkan Nasdem awal Oktober lalu.

Baca juga: Bawaslu: Safari Politik Anies Kurang Etis, Terkesan Curi Start Kampanye

Momentum deklarasi tersebut dinilai tepat karena berdekatan dengan lengsernya Anies dari kursi Gubernur DKI Jakarta. Namun, hal ini dinilai hanya euforia sesaat saja.

"Jadi kejutan-kejutan itu nggak ada setelah Anies dideklarasikan. Euforia terhadap Anies sudah lewat," katanya.

Giatnya safari politik Anies juga dinilai jadi faktor pengungkit elektabilitas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.

Sementara, kandidat capres lainnya seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sama sekali belum melakukan safari politik.

Jika mesin politik kandidat capres lain mulai dipanaskan dan kerja-kerja politik sudah dijalankan, Adi yakin, elektabilitas figur-figur capres-capres lainnya juga bakal melonjak.

"Kalau itu dilakukan, beda ceritanya," kata Adi.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Nasional
Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Nasional
Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Nasional
Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Nasional
Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Nasional
Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com