JAKARTA, KOMPAS.com - Jajak pendapat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukan Airlangga Hartarto tak memberikan peningkatan elektabilitas signifikan untuk Partai Golkar, jika dicalonkan menjadi capres pada Pilpres 2024.
Hal itu nampak dari survei eksperimental yang melibatkan 267 responden yang berlangsung 3-9 Oktober 2022.
Mulanya, survei eksperimental itu menggali pilihan responden jika Pemilihan Legislatif (Pileg) berlangsung saat ini.
Baca juga: SMRC: Elektabilitas Golkar Naik, jika Calonkan Ganjar sebagai Capres
Hasilnya Partai Golkar meraih elektabilitas ketiga dengan tingkat elektoral 11 persen, sementara itu PDI-P berada di urutan pertama dengan raihan 25 persen, disusul Partai Gerindra di urutan kedua yang mendapatkan 15 persen suara.
Kemudian jajak pendapat SMRC menunjukan elektabilitas Golkar hanya mengalami peningkatan 2 persen, menjadi 13 persen, jika mengusung Airlangga sebagai capres.
“Airlangga tidak memiliki efek, baik positif maupun negatif, pada suara Partai Golkar,” ujar pendiri SMRC Saiful Mujani dalam keterangannya, Kamis (17/11/2022).
Baca juga: Merespons Survei Litbang Kompas, Gerindra: Puji Jokowi ke Prabowo Bukan Bertujuan Menang Pilpres
Menurutnya, Golkar tidak akan mendapatkan banyak keuntungan elektoral jika tetap kekeh mencalonkan Airlangga.
“Karena itu, jika Golkar mencalonkan Airlangga, kemungkinan menaikkan suara Golkar tidak terjadi,” ucapnya.
Sebaliknya Golkar justru mendapatkan efek ekor jas begitu signifikan jika mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres.
Angka elektoral Golkar melonjak 7 persen menjadi 18 persen.
“Kalau Ganjar dicalonkan oleh Golkar, dia mengajak (sebagian) pemilihnya pergi ke Golkar,” tandasnya.
Diketahui survei eksperimental SMRC melibatkan responden dari seluruh provinsi Tanah Air, kemudian responden dipilih dengan metode stratified multistage random sampling.
Adapun jajak pendapat eksperimental itu memiliki margin of error kurang lebih 6,1 persen.
Saat ini Airlangga dan Ganjar belum dipastikan maju sebagai kontestan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Golkar yang telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum mengumumkan pasangan calon (paslon) capres-cawapresnya.
Sedangkan Ganjar masih terganjal restu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Pasalnya, selain Ganjar, Puan Maharani juga mendapatkan dukungan sebagian elit PDI-P untuk menjadi capres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.