JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menceritakan soal tantangan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G29 di Bali yang dilaksanakan di tengah musim hujan.
Apalagi, acara jamuan makan malam yang digelar terbuka di Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada Selasa (15/11/2022) malam.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi ketika bertemu beberapa pemimpin redaksi media nasional di Hotel Apurva Kempinski, Bali pada Kamis (17/11/2022).
“Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik, dan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada hari itu akan hujan,” ucap Kepala Negara.
Baca juga: Cerita Wishnutama di Balik Megahnya Gala Dinner G20 yang Tuai Pujian dari Para Pemimpin Negara
Setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan, panitia merencanakan untuk melakukan rekayasa cuaca.
“Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca),” ujar Presiden.
Beberapa pemimpin redaksi menduga panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan.
“Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” tutur Presiden menceritakan proses rekayasa cuaca.
Baca juga: Amankan G20, Pasukan TNI Berhari-hari Sembunyi di Balik Semak Mangrove Tahura Bali
Presiden juga menceritakan bagaimana dirinya dikabarkan adanya hujan yang terjadi sebelum acara jamuan makan malam.
“Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Presiden.
Presiden Jokowi menambahkan, saat malam pelaksanaan gala dinner, memang cuaca sangat bersahabat, udara sejuk dan tidak hujan.
Para kepala negara pun sangat menikmati sajian makan malam dan menyaksikan pagelaran seni.
Baca juga: Momen Polri Kawal Presiden Perancis Emmanuel Macron Jalan Kaki di Bali Usai Gala Dinner di GWK
Dihubungi terpisah, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa TMC merupakan kolaborasi BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU, dengan didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
“Biasanya garamnya 1,6 ton yang ditabur dengan 2 kali sorti (penerbangan), kemarin 15 November 2022, kita menggunakan garamnya 11,2 ton dengan 11 kali sorti (penerbangan),” ucap Dwikorita.
Selain itu, Dwikorita juga menyampaikan bahwa tim TMC mulai bekerja sejak tanggal 10 November 2022 pagi hingga 16 November 2022 pukul 16.00 WITA.
Dengan menggunakan total 29 ton garam yang ditabur melalui 28 sorti penerbangan.
“Tujuannya, awan segera dihalau, segera diturunkan sebagai hujan sebelum memasuki area perhelatan," tutur Dwikorita
"Dan yang terjadi kemarin awan yang sudah terlanjur menutup merata di atas area perhelatan segera diturunkan sebagai hujan beberapa jam sebelum acara dimulai. Kita menggunakan empat pesawat terbang,” kata Dwikorita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.