Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

DPR Minta Pemerintah Tegas Atasi Kasus Gagal Ginjal pada Anak

Kompas.com - 20/10/2022, 16:15 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Sufmi Dasco Ahmad meminta pemerintah mengambil sikap tegas untuk mengatasi kasus gagal ginjal pada anak yang terjadi di Indonesia.

Ia menilai pemerintah masih belum tegas mengatasi masalah tersebut. Sebab, pemerintah sebelumnya mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan parasetamol, tetapi di sisi lain muncul perbedaan pernyataan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Pemerintah harus tegas mengambil sikap. Jangan di satu sisi mengimbau, tetapi di sisi lain ada pernyataan dari Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) bahwa penggunaan parasetamol aman,” kata Dasco dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (20/10/2022).

Menurutnya, pemerintah harus membuat larangan resmi apabila penggunaan parasetamol tidak boleh diberikan kepada anak.

Setelah ada larangan tegas, sebut Dasco, maka pemerintah harus memberikan alternatif obat lain.

Baca juga: Peneliti UI Kembangkan Propolis Indonesia untuk Alternatif Obat Virus Corona

Seperti diketahui, kandungan parasetamol pada obat sudah menjadi kebutuhan pokok terhadap berbagai penyakit di keluarga.

“Tentu ketika parasetamol tidak diperjualkan sementara, lalu ada kebutuhan akan parasetamol, pemerintah harus punya opsi lain,” ujar Dasco.

Selain Itu, lanjut dia, publik perlu diberikan informasi memadai terkait penyakit gagal ginjal akut agar masyarakat bisa mendapatkan pernyataan dan analisa dari berbagai pihak.

Sebagai solusi cepat, Dasco kembali meminta pemerintah untuk tegas membuat keputusan dalam memberikan alternatif obat sembari menunggu hasil penelitian terkait penyebab kasus gagal ginjal tersebut.

“Ketidaktegasan akan menimbulkan berbagai reaksi negatif dan fitnah. Maka putuskan segera, ya atau tidak. Bukan himbauan apalagi perdebatan yang tidak perlu,” katanya.

Baca juga: 12 Anak Meninggal Diduga Gagal Ginjal Akut, Dinkes Sumbar Bentuk Satgas hingga Selidiki Riwayat Pasien

Sebelumnya, sebanyak 206 anak di Indonesia diketahui memiliki riwayat kasus gagal ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya. Adanya kasus ini membuat sebanyak 99 anak meninggal dunia.

Sementara itu, kasus 70 anak meninggal dunia akibat gagal ginjal juga ditemukan di Gambia, Afrika Barat. Muncul laporan adanya keterkaitan anak pernah mengonsumsi obat yang tercemar etilen glikol dan dietilen glikol lantaran melampaui batas wajar.

Sebagai tindakan lebih lanjut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia (RI), Kemenkes, dan para ahli di bidang kesehatan masih mencari penyebab dari kasus gagal ginjal akut tersebut.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com